REPUBLIKA.CO.ID, MYKOLAIV -- Rusia disebut menyerang sasaran pangan dan pertanian di Ukraina untuk menakut-nakuti dunia agar menyetujui kesepakatan untuk membuka kembali Laut Hitam. Tudingan ini dijelaskan kepala wilayah di mana fasilitas penyimpanan pertanian utama diserang pada Ahad lalu.
Gubernur wilayah Mykolaiv, Vitaliy Kim mengatakan Rusia menghancurkan gudang salah satu terminal komoditas pertanian terbesar Ukraina selama akhir pekan. Dia mengatakan Rusia ingin membuat kekurangan pangan global terlihat seperti bencana.
"Mereka ingin melakukan ini karena mereka mencoba bernegosiasi tentang pembukaan Laut Hitam. Dengan harapan kesepakatan yang memungkinkan biji-bijian Ukraina dan Rusia menggunakan jalur air, mungkin dengan imbalan pelonggaran sanksi," kata Kim kepada Reuters dilansir dari The New Arab, Rabu (8/6/2022).
"Itulah mengapa mereka menembak lebih banyak. Mengapa mereka menembak perusahaan pertanian dan bahkan ladang, hanya untuk film mereka sendiri bahwa ladang terbakar," tambah Kim, yang berbicara di luar bekas kantornya, yang dihancurkan oleh rudal Rusia pada Maret dan menewaskan sedikitnya 35 orang.
Sejak invasi Rusia pada 24 Februari, Ukraina telah berulang kali menuduh Rusia melakukan serangan yang ditargetkan pada infrastruktur dan pertanian dalam upaya untuk memprovokasi krisis pangan global dan menekan Barat.
Rusia yang menyebut perang itu sebagai operasi militer khusus dan menyangkal mengenai sasaran sipil. Rusia menyalahkan sanksi Barat terhadap Rusia dan ranjau laut Ukraina atas penurunan ekspor makanan dan kenaikan harga global.
Komando militer Selatan Ukraina, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, menuduh Rusia "menyerang lahan pertanian dan lokasi infrastruktur di mana kebakaran dalam skala besar telah terjadi." Sebuah produsen besar bubur tomat juga dihancurkan di Mykolaiv pada awal konflik.
Kim berbicara ketika upaya Turki untuk meredakan krisis pangan global dengan menegosiasikan jalur aman untuk biji-bijian yang terjebak di pelabuhan di Laut Hitam disambut oleh beberapa perlawanan.
Ukraina mengatakan Rusia memberlakukan kondisi yang tidak masuk akal dan Kremlin mengatakan pengiriman gratis tergantung pada diakhirinya sanksi.
Rencana Turki, kata Kim, adalah ide yang bagus. "Tetapi itu semua tergantung pada biaya apa yang harus dibayar Ukraina untuk membuka Laut Hitam", katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Rabu bahwa tanggung jawab ada di Ukraina untuk menyelesaikan masalah dengan pengiriman biji-bijian dengan mengurangi pendekatan ke pelabuhannya. Dia menuduh Barat melebih-lebihkan pentingnya ekspor Ukraina secara global.