Kamis 09 Jun 2022 23:17 WIB

Gubernur Dorong BEI Lahirkan Emiten Baru Asal NTT

Tak mudah membumikan dunia investasi pasar modal di provinsi yang miskin seperti NTT.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Viktor Laiskodat. Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mendorong kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah membangun kantor baru di Kota Kupang mampu melahirkan perusahaan yang menggali modal dari bursa efek atau emiten baru di NTT.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Viktor Laiskodat. Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mendorong kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah membangun kantor baru di Kota Kupang mampu melahirkan perusahaan yang menggali modal dari bursa efek atau emiten baru di NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat mendorong kehadiran Bursa Efek Indonesia (BEI) yang telah membangun kantor baru di Kota Kupang mampu melahirkan perusahaan yang menggali modal dari bursa efek atau emiten baru di NTT.

"Saya berharap kehadiran BEI tidak hanya menggerakkan anak-anak muda dan para investor tentang bagaimana lakukan transaksi dan investasi di bursa, tetapi juga bagaimana melahirkan emiten-emiten baru di NTT," kata Viktor dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis (9/6/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan hal itu dalam sambutannya saat peresmian Kantor Perwakilan BEI NTT di Kota Kupang. Viktor mengatakan pemerintah dan masyarakat NTT tentu berbahagia untuk menerima sebuah jejaring (networking) yang baru dengan dibukanya Kantor Bursa Efek Indonesia perwakilan NTT.

Ia meminta agar BEI mampu menggandeng pihak terkait untuk melakukan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTT. "Sebagai gubernur, saya tentu tidak mau investasi triliunan rupiah itu ke luar dari NTT. Produknya bukan produk NTT. Tentunya ini pekerjaan besar," katanya.

Ia mengatakan tidak mudah membumikan dunia investasi pasar modal di provinsi yang miskin seperti NTT. Oleh karena itu butuh upaya-upaya yang besar dan luar biasa. "Tidak seperti kita bicara di Jakarta, Medan, atau Surabaya. Kita harus gunakan cara-cara lain," katanya.

Menurut dia, kalau standar perlakuan terhadap NTT sama dengan kota-kota maju lainnya, maka NTT akan ketinggalan dalam dunia pasar modal dan literasi keuangan sehingga perlu adanya sinergi yang kuat. "Ini menjadi catatan. Energi besar ini harus disinergikan. Minimal tahun depan misalnya ada 20 emiten baru asal NTT yang melantai di Bursa Efek," kata dia.

Ia menambahkan untuk menjalankan hal itu butuh keterlibatan semua pihak, seperti gubernur, BEI, Otoritas Jasa Keuangan, Perwakilan Bank Indonesia galeri investasi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement