Jumat 10 Jun 2022 13:33 WIB

Inggris Imbau Pasien Cacar Monyet Lakukan Isolasi Mandiri 

Masa isolasi berakhir jika pasien sudah memenuhi beberapa kriteria khusus.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
 Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.
Foto: Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via
Foto dari mikroskop elektron yang dipasok Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada 2003 memperlihatkan virus monkeypox penyebab cacar monyet. Belgia menerapkan aturan karantina 21 hari untuk penderita cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Otoritas kesehatan Inggris mengimbau warganya yang  terdiagnosis mengidap cacar monyet untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Hal itu guna mencegah penularan lebih lanjut dari penyakit tersebut.

“Isolasi mandiri adalah langkah penting untuk melindungi orang lain dari cacar monyet,” kata Dr. Susan Hopkins, kepala penasihat medis di Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Kamis (9/6/2022), dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Dia menjelaskan, pencegahan kontak antara pasien cacar monyet dengan orang lain adalah cara terbaik menekan penyebaran penyakit. “Tetap di rumah dan lakukan semua yang kita bisa untuk menghindari kontak dekat dengan orang di rumah akan mencegah penyebaran virus ini,” ucapnya.

Kendati demikian, Susan tetap menyarankan warga yang terinfeksi cacar monyet tetap meminta dukungan atau bantuan jika memang diperlukan. UKHSA telah merilis panduan bagi para pasien cacar monyet di negara tersebut. 

Mereka diminta tetap tinggal di rumah selama jangka waktu tertentu. Masa isolasi berakhir jika pasien sudah memenuhi beberapa kriteria khusus.

Selama menjalani isolasi di rumah, individu terkait disarankan tidur dan makan di ruangan yang terpisah dengan keluarga atau teman-teman mereka. Jika penggunaan kamar terpisah tidak memungkinkan, individu itu harus menghindari kontak fisik dan menjaga jarak sejauh satu meter dari orang-orang yang tinggal dengannya.

Mereka yang terinfeksi cacar monyet harus menghindari kontak dekat dengan anak kecil, wanita hamil, dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Per 7 Juni lalu, Pada 7 Juni, UKHSA telah mencatat 18 kasus tambahan cacar monyet Inggris dengan satu tercatat di Skotlandia. Saat ini sudah terdapat 321 kasus terkonfirmasi di sana.

Pemerintah Inggris telah menyarankan warga yang sudah melakukan kontak dengan individu terinfeksi dan menunjukkan gejala penyakit seperti ruam dengan lepuh, untuk menghubungi klinik kesehatan seksual.

Meskipun risiko cacar monyet ke masyarakat umum rendah karena virus ditularkan melalui kontak fisik yang dekat dan tidak menyebar dengan mudah, UKHSA tetap mendesak warga berhati-hati.

Sebelumnya Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kasus cacar monyet yang ditemukan di negara-negara non-endemik telah melampaui 1.000. Menurut dia, di beberapa negara, risiko penyakit tersebut nyata.

Sebelumnya Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kasus cacar monyet yang ditemukan di negara-negara non-endemik telah melampaui 1.000. Menurut dia, di beberapa negara, risiko penyakit tersebut nyata.

Ghebreyesus mengungkapkan, sejauh ini kasus cacar monyet sudah terdeteksi di 29 negara non-endemik, mencakup Eropa dan Amerika. “Risiko cacar monyet menjadi nyata di negara-negara non-endemik. WHO sangat prihatin dengan risiko virus ini untuk kelompok rentan, termasuk anak-anak dan wanita hamil,” katanya dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (8/6/2022 CV CV), dikutip laman UN Geneva.

Dia mengatakan, kemunculan kasus cacar monyet yang tiba-tiba dan tak terduga di negara-negara non-endemik mengindikasikan bahwa penyakit tersebut tak terdeteksi selama beberapa waktu. Namun dia menekankan, virus penyebab penyakit tersebut dapat dicegah penyebaran atau penularannya.

WHO telah merilis panduan tentang pengawasan dan pelacakan kontak serta pengujian dan diagnosis laboratorium. Dalam beberapa hari mendatang, WHO juga akan menerbitkan panduan tentang perawatan klinis, pencegahan dan pengendalian infeksi, vaksinasi, serta panduan lebih lanjut tentang perlindungan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement