Sabtu 11 Jun 2022 17:44 WIB

Guru Besar Unair Setuju Erick Thohir Dinilai Rising Star Pilpres 2024

Erick Thohir dinilai sukses di BUMN sehingga elektabilitasnya melambung.

Red: Karta Raharja Ucu
Menteri BUMN Erick Thohir. Guru Besar Unair setuju jika Erick Thohir dinilai sebagai rising star.
Foto: ANTARA/Aji Styawan
Menteri BUMN Erick Thohir. Guru Besar Unair setuju jika Erick Thohir dinilai sebagai rising star.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Prof Hotman Siahaan setuju jika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pantas disebut sebagai rising star pada Pilpres 2024. Sebab hal tersebut melihat torehan keberhasilan Erick di BUMN serta elektabilitasnya yang melambung tinggi.

“Saya setuju. Pak Erick Thohir ini memang rising star dalam kontestasi calon presiden dan calon wakil presiden 2024,” ujar Hotman.

Ia berkata, Erick Thohir merupakan figur baru dalam perpolitikan Indonesia. Namun elektabilitasnya mampu menumbangkan orang-orang yang sudah berkecimpung lama.

Bahkan nama-nama ketua parpol juga tersalip oleh mantan presiden Inter Milan itu. Hotman mengatakan hal tersebut merupakan bukti jika Erick Thohir adalah sosok rising star di Pilpres 2024.

“Erick Thohir muncul belakangan dibanding tokoh-tokoh politik bahkan ketua parpol yang sudah berwacana untuk maju dalam kontestasi. Tapi Erick Thohir mencuat tinggi melambung melewati elektabilitas tokoh-tokoh politik yang sudah lama muncul,” kata Hotman.

Sebelumnya pada survei Poltracking Indonesia, di hasil survei simulasi 10 nama, Erick Thohir memperoleh elektabilitas sebesar 12,4 persen sebagai cawapres Indonesia selanjutnya. Dengan elektabilitas 12,4 persen Erick Thohir unggul dari Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum Golkar Airlangga Hartato dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.

Dalam angka, perolehan elektabilitas dalam simulasi surat suara 10 nama adalah Agus Harimurti Yudhoyono 11,7 persen, Airlangga Hartarto 4,5 persen dan Muhaimin Iskandar 0,7 persen. Dengan demikian, Erick Thohir berada di posisi ke dua cawapres potensial Indonesia di belakang Menparekraf Sandiaga Uno.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا تَأْوِيْلَهٗۗ يَوْمَ يَأْتِيْ تَأْوِيْلُهٗ يَقُوْلُ الَّذِيْنَ نَسُوْهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۚ فَهَلْ لَّنَا مِنْ شُفَعَاۤءَ فَيَشْفَعُوْا لَنَآ اَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ قَدْ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ࣖ
Tidakkah mereka hanya menanti-nanti bukti kebenaran (Al-Qur'an) itu. Pada hari bukti kebenaran itu tiba, orang-orang yang sebelum itu mengabaikannya berkata, “Sungguh, rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran. Maka adakah pemberi syafaat bagi kami yang akan memberikan pertolongan kepada kami atau agar kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami akan beramal tidak seperti perbuatan yang pernah kami lakukan dahulu?” Mereka sebenarnya telah merugikan dirinya sendiri dan apa yang mereka ada-adakan dahulu telah hilang lenyap dari mereka.

(QS. Al-A'raf ayat 53)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement