Senin 13 Jun 2022 16:31 WIB

Singapura Apresiasi Pertemuan Menhan AS dan China

Pertemuan AS-China memberikan beberapa kenyamanan bagi negara-negara ASEAN.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen berbicara pada sesi pleno selama Dialog Shangri-la Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) ke-19, forum pertahanan dan keamanan tahunan Asia, di Singapura, Minggu, 12 Juni 2022.
Foto: AP Photo/Danial Hakim
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen berbicara pada sesi pleno selama Dialog Shangri-la Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) ke-19, forum pertahanan dan keamanan tahunan Asia, di Singapura, Minggu, 12 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Menteri Pertahanan (Menhan) Singapura Ng Eng Hen mengapresiasi pertemuan Menhan AS Lloyd Austin dengan Menhan China Wei Fenghe di sela-sela forum Shangri-La Dialogue pada Jumat (10/6/2022) pekan lalu. Menurutnya, pertemuan mereka memberikan beberapa kenyamanan bagi negara-negara ASEAN.

“Fakta bahwa kedua menteri pertahanan bertemu, saya pikir itu memberikan beberapa kenyamanan. Saya pikir itu meyakinkan,” kata Ng Eng Hen pada Ahad (12/6/2022), dilaporkan South China Morning Post.

Baca Juga

Menurut Ng Eng Hen, salah satu kenyamanan yang timbul adalah ketika Lloyd Austin dan Wei Fenghe menyampaikan bahwa negara-negara di Asia Tenggara tak perlu memihak salah satu di antara kedua negara mereka. "Untuk jalan ke depan, negara-negara ASEAN akan merasa lega karena keduanya telah mengatakan tidak perlu memihak. Tapi apakah itu kenyataan, saya pikir hanya fakta yang akan berbicara sendiri," ucapnya.

Saat ini China dinilai sedang berusaha melebarkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik. Dalam forum Shangri-La Dialogue, Lloyd Austin menyorot hal tersebut. Dia menilai Beijing mengambil pendekatan yang “memaksa dan agresif” atas klaim teritorialnya di kawasan itu, terutama di Laut China Selatan. Austin berjanji memperkuat kemitraan Washington di Asia.

Selain itu, Austin turut menekankan pentingnya ASEAN dalam menangani masalah keamanan. Dia mengutip Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong yang menyebut bahwa negara-negara ASEAN tidak boleh merasakan tekanan untuk memilih antara AS atau China saat persaingan kedua negara memanas.

“Kami (AS) mencari inklusi, bukan perpecahan. Kami mencari kerja sama, bukan perselisihan. Itu berarti kami mengikuti nasihat bijak Perdana Menteri Lee yang berpendapat tidak ada yang boleh memaksakan pilihan biner di kawasan. Dia benar. Mitra-mitra Indo-Pasifik kami, bangsa-bangsa harus bebas memilih, bebas untuk makmur, dan bebas menentukan arah mereka sendiri,” ucap Lloyd. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement