REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua terdakwa kasus suap eks petinggi Ditjen Pajak Kemenkeu Wawan Ridwan dan Alfred Simanjuntak divonis masing-masing 9 tahun dan 8 tahun penjara. Majelis hakim meyakini keduanya bersalah menerima suap, gratifikasi, hingga melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Wawan divonis 9 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan. Sedangkan Alfred divonis 8 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan.
"Mengadili, menyatakan terdakwa I Wawan Ridwan dan terdakwa II Alfred Simanjuntak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah secara bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi," kata hakim ketua Fahzal Hendri saat membacakan vonis di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat pada Selasa (14/6).
Saat melakukan kejahatannya, Wawan tercatat sebagai Kepala Bidang Pendaftaran, Ekstensifikasi dan Penilaian Kantor Wilayah Ditjen Pajak Sulselbartra. Adapun Alfred berstatus mantan Fungsional Pemeriksa Pajak pada Kanwil Ditjen Pajak Jawa Barat II.
"Menyatakan terdakwa I Wawan Ridwan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pencucian uang," lanjut Fahzal.
Oleh karena itu, Wawan dan Alfred mesti mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan kurungan badan. "Menjatuhkan pidana penjara terdakwa I Wawan Ridwan dengan pidana penjara 9 tahun dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan. Menjatuhkan pidana penjara terdakwa II Alfred Simanjuntak dengan pidana penjara 8 tahun dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan kurungan," ucap Fahzal.
Majelis hakim juga menjatuhkan pidana tambahan yaitu kewajiban membayar uang pengganti pada Wawan dan Alfred. Untuk
Wawan membayar uang pengganti Rp 2,373 miliar. Jika dalam 1 bulan setelah putusan tetap maka harta bendanya disita, jika harta bendanya tidak mencukupi maka akan dipenjara 1 tahun. Sedangkan Alfred membayar uang pengganti Rp 8,237 miliar.
"Jika dalam 1 bulan setelah putusan tetap maka harta bendanya disita, jika harta bendanya tidak mencukupi maka akan dipenjara 2 tahun," kata Fahzal.
Diketahui, vonis Ridwan lebih rendah dari tuntutan yang diajukan Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) yaitu hukuman penjara 10 tahun. Sedangkan hukuman penjara terhadap Alfred sudah sesuai tuntutan JPU KPK.