REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali (UIT JBM) menghemat sebesar Rp 554 miliar melalui pembangunan Interbus Trafo (IBT) 5 yang berlokasi di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.
General Manager PLN UIT JBM, Didik F Dakhlan di Surabaya, Selasa (14/6)2022), mengatakan pembangunan IBT 5 sebelumnya dilakukan melalui kajian dan perhitungan sistematis, sebagai sebuah solusi yang efektif selama masa peremajaan IBT 1 dan IBT 2 secara bergantian.
Selanjutnya, kata dia, memerlukan pengoperasian pembangkit di Gresik untuk kebutuhan daya sebesar 300 MW atau setara Rp 666 miliar untuk memastikan agar pasokan listrik tetap aman.
"Dari hasil perhitungan, PLN telah melakukan penghematan kurang lebih Rp 554 miliar dengan pembangunan IBT 5 ini, dengan nilai investasi sebesar Rp 112,6 miliar dibandingkan mengoperasikan pembangkit diesel," katanya.
Didik menjelaskan, saat ini IBT 5 telah sukses memberikan tegangan (energize) sejak Senin (13/6) pukul 00.55 WIB, dan telah memperkuat sistem kelistrikan Jatim, yang berfungsi mengevakuasi daya dari IBT 1 dan IBT 2.IBT 5 tersebut, kata dia, berkapasitas 500/150 kV dan proses pembangunannya membutuhkan waktu selama 18 bulan.
Rencananya, setelah melakukan pemberian tegangan atau energize, PLN UIT JBM akan melakukan peremajaan pada IBT 1 dan IBT 2 secara bergantian, yang bebannya ditopang ke IBT 5.
Peremajaan pada IBT 1 dan IBT 2 akan segera dilakukan, agar terhindar dari gangguan yang disebabkan oleh IBT yang kurang optimal. Terlebih, beban di Jawa Timur saat ini terus meningkat dan pelanggan KTT kini sudah mulai beroperasi normal kembali.
Sebelum melakukan peremajaan, Didik mengaku saat ini masih terus melakukan pemantauan 1x24 jam, sebelum dilakukan pembebanan tegangan. Didik menjelaskan, IBT 1 dan IBT 2 masing-masing dapat menyalurkan daya sebesar 490 MW dengan tegangan 150 kV, dan menyuplai energi listrik ke daerah Surabaya, serta Kawasan Industri dan Metropolis di sebagian Surabaya dan Gresik.