REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dan ketua umum partai koalisi membahas konsolidasi politik dan tantangan global ke depan, dalam acara jamuan makan siang sebelum Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri baru Kabinet Indonesia Maju di Istana Kepresidenan, Jakarta. Penjelasan itu disampaikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto kepada wartawan usai acara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri di Jakarta, Rabu.
"Tadi kami makan siang, ketua umum partai dengan Presiden, dan tentunya yang dibahas konsolidasi politik, terutama tentu untuk menghadapi tantangan global ke depan," ujar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto kepada wartawan usai acara Pelantikan Menteri dan Wakil Menteri di Jakarta, Rabu.
Menko Perekonomian itu mengatakan dalam jamuan makan siang itu, Presiden dan para ketua umum partai koalisi, membahas mengenai tantangan di bidang energi dan pangan.
"Tadi disampaikan terkait capaian ekonomi, di mana Indonesia menjadi salah satu yang masih tumbuh di angka 5,2, yang dikoreksi World Bank hanya 0,1. Sedangkan secara global pertumbuhan ekonomi di angka 4,8 tapi dikoreksi ke 3,6. Jadi tantangannya tentu di berbagai sektor itu menjadi berat dan ini hanya bisa ditangani apabila secara politik stabil," jelas Airlangga.
Dia menyampaikan selama ini Presiden Jokowi terus menjaga stabilitas politik, termasuk selama menangani pandemi Covid-19, sehingga pemerintah bisa mengambil langkah-langkah baik dalam menangani COVID-19, pemulihan ekonomi maupun menghadapi tantangan energi dan pangan ke depan.
"Tadi juga disampaikan seperti dalam rapat terbatas kemarin, bahwa Indonesia 3 tahun terakhir tidak impor beras, dan kita ke depan akan melakukan ekspor beras karena itu juga diminta beberapa negara sahabat," kata Airlangga.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam kesempatan terpisah menyampaikan jamuan makan siang dengan ketua umum partai dilakukan di tempat privasi milik Presiden Jokowi yakni Presidential Lounge. Menurut Pramono Anung, tempat itu belum pernah digunakan untuk menjamu siapapun sebelumnya.