Rabu 15 Jun 2022 22:51 WIB

Pemilu 2024, Surya Paloh Ajak Seluruh Pihak Utamakan Kepentingan Bangsa  

Terlalu mahal jika keutuhan bangsa dikorbankan hanya untuk berkuasa 5-10 tahun.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan Pidato Politik pada pembukaan Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/6/2022). Rakernas Partai NasDem yang dihadiri oleh ribuan kader tersebut mengangkat tema Restorasi : Meneguhkan Politik Kebangsaan yang berlansung pada 15-17 Juni 2022.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan Pidato Politik pada pembukaan Rakernas Partai NasDem di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (15/6/2022). Rakernas Partai NasDem yang dihadiri oleh ribuan kader tersebut mengangkat tema Restorasi : Meneguhkan Politik Kebangsaan yang berlansung pada 15-17 Juni 2022.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai Nasdem, Rabu (15/6/2022). Dalam sambutannya Surya mengatakan bahwa kompetisi dalam pemilu adalah keniscayaan, namun ia mengajak seluruh pihak untuk mengutamakan kepentingan bangsa.

"Di atas urusan pemilu ada politik kebangsaan. Kepentingan bangsa yang berada di atas kepentingan kelompok politik," kata Surya Paloh di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (15/6).

Baca Juga

Surya meyakini tidak ada satu partai  atau kelompok manapun yang memiliki niat untuk memecah belah bangsa Indonesia. Nasdem tidak ingin ideologi Indonesia berubah haluan menjadi fasis, khilafah, atau terjebak pada jawa non jawa, pribumi maupun non pribumi.

"Karena kita konsisten dengan restorasi dengan pemikiran kita untuk melakukan gerakan perubahan yang hanya ingin melihat indonesia raya itulah cita-cita kita, cita-cita Partai Nasdem," ujarnya.

Surya mengatakan, dua pemilu terakhir menjadi pelajaran bagi bangsa bahwa pemilu adalah amanah konstitusional dan bukan ajang adu domba. Menurutnya, terlalu mahal jika keutuhan bangsa dikorbankan hanya untuk berkuasa 5-10 tahun.

"Kita sudah sepakat bahwa persoalan-persoalan identitas bukan lagi persoalannya akan menjadi ancaman, karena telah menyatu menjadi Indonesia," tuturnya.

"Pendiri bangsa ini telah mufakat, untuk mendirikan suatu satu negara, satu negara untuk semua bukan untuk satu orang, bukan untuk satu golongan baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement