Senin 20 Jun 2022 19:23 WIB

GBLA Membludak, Satgas: Rekomendasi Hanya 15 Ribu Suporter

Soal membludaknya suporter di GBLA, Satgas sebut hanya rekomendasikan 15 ribu orang.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Suporter Persib Bandung menyalakan suar (flare) pada pertandingan Piala Presiden 2022 di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung. Soal membludaknya penonton di GBLA, Satgas sebut hanya rekomendasikan 15 ribu orang.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Suporter Persib Bandung menyalakan suar (flare) pada pertandingan Piala Presiden 2022 di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung. Soal membludaknya penonton di GBLA, Satgas sebut hanya rekomendasikan 15 ribu orang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron menekankan bahwa hingga saat ini belum ada perubahan atas aturan PPKM Level 1, baik durasi kunjungan maupun perizinan kapasitas penuh.

Dia menekankan bahwa Pemkot Bandung masih berpedoman pada kebijakan dalam Peraturan Wali Kota Nomor 80 Tahun 2022 dan Inmendagri (Instruksi Menteri Dalam Negeri) No 29 Tahun 2022 tentang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 1 di wilayah Jawa dan Bali.

Baca Juga

Meski begitu, untuk kegiatan-kegiatan yang berpotensi melibatkan banyak kerumunan dan menimbulkan kekhawatiran munculnya klaster baru penyebaran Covid-19, Satgas Covid-19 akan mengurangi jumlah kapasitas maksimal menjadi 75 persen, kata Asep.

“Semacam kemarin di GBLA, kita tidak memberikan rekomendasi secara full tapi kita di bawah itu. Kita kan kemarin hanya merekomendasikan 15.520 penonton dari kapasitas penuh 40 orang orang kalau enggak salah,” kata Asep.

Dia mengakui bahwa membeludaknya penonton pada pertandingan antara Persib dan Persebaya yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Jumat (17/6) merupakan kejadian yang tidak dapat terkontrol. Membeludaknya penonton yang akhirnya berujung pada jatuhnya dua korban jiwa itu, kata Asep, disebabkan banyaknya penonton yang tidak memiliki tiket namun tetap memaksakan masuk.

“Nah ini kan lagi di evaluasi ya antara panpel, panitia kegiatan sama pihak kepolisian, karena kan yang namanya massa kan susah juga diaturnya,” kata dia.

“Masalah ada membludak kan itu diluar prediksi kita kan sebetulnya, dan itu bisa jadi karena ada yang anggaplah tidak punya tiket datang berbondong-bondong memaksa masuk. Saya rasa kalau yang datang punya tiket itu akan sesuai dengan hitungan, karena waktu kemarin kita rapat juga bahwa tiket yang dijual itu 15ribu tiket tadi saja,” jelas Asep.

Meski begitu, dia menekankan bahwa tidak ada yang dapat disalahkan atas insiden tersebut. Namun dia meyakinkan bahwa saat ini Satgas Covid-19, kepolisian, maupun panitia pelaksana tengah melakukan kajian dan evaluasi lanjutan.

“Yang jelas, dibalik itu saya hanya bisa mengimbau bagi misalnya warga masuarakat tdk memiliki tiket lebih baik nonton dirumah lah di TV atau misalnya dengan keluarga itukan lebih aman kan dari segala hal,” kata dia.

“Tapi dari kejadian itu tetap dievaluasi, dan kami akan terus mengevaluasi event-event yang akan menimbulkan kerumunan atau juga ada kekhawatiran misalkan terjadi keributan dan sebagainya, itu pasti dibahas, itu ada pembahasan khusus dengan pihak polres, OPD terkait,” tegasnya.

Sementara itu, Polda Jawa Barat (Jabar) melakukan evaluasi penyelenggaraan pertandingan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung pasca-dua bobotoh meninggal dunia diduga karena berdesak-desakan di pintu stadion. Selanjutnya akan dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

"Jadi memang pasca-kejadian kemarin kami melakukan evaluasi baik situasi yang ada, penyebab terjadinya kericuhan atau adanya korban namun. Memang sampai sekarang masih mencari faktor penyebab kejadian itu lebih dulu," ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo, Ahad (19/6/2022).

Sebelumnya, dua suporter bobotoh Persib Bandung meninggal dunia saat pertandingan Persib Bandung melawan Persebaya Surabaya berlangsung di Stadion GBLA, Jumat (17/6/2022) malam. Suasana di luar stadion sempat memanas karena para suporter memaksa masuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement