REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ilham Bintang, Jurnalis Senior dan Anggota Dewan Etik PWI.
Belum pernah saya melihat Megawati semurka itu. Kasihan. Padahal, di usia lanjut, 75 tahun ( lahir 23 Januari 1947) harusnya Mbak Mega hidup tenang. Tinggal duduk manis menikmati buah perjuangannya membesarkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P). Tinggal memperbanyak ibadah sebagai sikap sebaik-baiknya mensyukuri nikmat.
Mega sudah mengantar partainya dua kali menang Pemilu, dan berhasil mengantarkan kadernya menjadi Presiden RI dua periode (Jokowi). Lembaga -lembaga survey tetap menempatkan PDI-P pada posisi tertinggi. Tak sedikit pun goyah walau beberapa kadernya, bahkan setingkat menteri, menjadi tahanan KPK.
Hasil survey Litbang Kompas teranyar yang baru kemarin diumumkan, bukan hanya masih di puncak, tetapi PDIP mengalami kenaikan prosentase jauh meninggalkan parpol kompetitornya di bawah.
Kurang apa lagi? Gelar Doktor dan Professor kehormatan pun sudah diraih.
Bak Ratu Inggris
Coba lihat video pendek yang ( dengan sengaja diedarkan ) merekam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Selasa (21/6/2022) pas ayahanda Kaesang dan Gibran itu berulangtahun ke 61. Video itu kini viral. Semakin menyempurnakan berkah kenikmatan yang diperoleh Ibu Megawati di usia tigaperempat abad.
Baca juga : Soal PKB, Yenny Wahid Balas Muhaimin: Ndak Usah Baper Cak!
Mega menerima Jokowi di meja kerjanya dalam posisi presiden menghadap di depannya. Tidak beda dengan posisi Ratu Inggris ketika menerima perdana menterinya menghadap, seperti biasa kita lihat di film - film.
Lihat juga Puan Maharani. Kita bisa komen, enak benar hidup Puan ini. Dia tampak leluasa membuat video selfie yang merekam pertemuan ibunya dengan Presiden Jokowi tanpa pengawalan Paspampres. Puan sangat istimewa dalam peristiwa istimewa itu. Puan seperti cucu kita yang tetiba datang bermain mobil-mobilan remote control di ruangan saat kita berbincang serius dengan tamu. Siapa kira- kira yang berani menegur cucu seperti itu? "Nikmat apa lagi yang mau kau dustakan" begitu peringatan Allah dalam salah satu suratnya, Ar Rakhman.