REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara amal ibadah yang terbaik adalah menyibukkan diri dengan Alqur'an, baik dengan membaca ayat-ayatnya atau merenungkan makna yang dimaksudkan.
Dalam kapasitasnya sebagai sumber utama Islam, Al qur'an mencakup semua aturan, peraturan, perumpamaan ilustrasi, kebijaksanaan, peringatan, peristiwa sejarah, ilmiah dan tanda-tanda kosmik, yang membantu orang-orang beriman menjalani hidup mereka sesuai dengan hukum yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa.
Dalam surat An-Naḥl ayat 89
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ ۖ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ ۚ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
(Ingatlah) hari (ketika) Kami menghadirkan seorang saksi (rasul) kepada setiap umat dari (kalangan) mereka sendiri dan Kami mendatangkan engkau (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.
Melansir laman aboutislam.net, terdapat alasan tertutupnya hati untuk merenungkan Al Qur'an, diantaranya:
Pertama, perbuatan hati yang penuh dosa. Karena mereka mewakili salah satu perisai paling kuat terhadap Al qur'an, tindakan hati yang berdosa mencegahnya untuk diperhatikan atau disentuh oleh Al qur'an .
Dengan adanya perisai seperti itu, menjadi mustahil untuk menemukan kesenangan atau kepuasan dengan Al qur'an. Hudzaifah radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ujian akan dihadirkan di hati para pria seperti tikar buluh yang ditenun batang demi batang. Setiap hati yang diresapi oleh mereka akan memiliki tanda hitam di dalamnya. Setiap hati yang menolaknya akan diberi tanda putih.
Akibatnya akan menjadi dua jenis hati, satu putih seperti batu putih yang tidak akan dirugikan oleh gejolak atau godaan apapun, selama langit dan bumi bertahan; dan yang lainnya, hitam dan berwarna debu seperti bejana yang terbalik, tidak mengenali apa yang baik atau menolak apa yang keji, tetapi diresapi dengan nafsu.” (Muslim)
Kedua, Perbuatan dosa bagian tubuh. Orang-orang beriman dapat mengalami kekurangan dalam kemampuan mereka untuk menghafal Al qur'an karena mereka merugikan orang lain atau gagal untuk menurunkan pandangan mereka. Demikian pula, mereka dapat terhalang dari merenungkan ayat-ayatnya karena perbuatan dosa.