Jumat 24 Jun 2022 16:34 WIB

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kunjungi Iran 

Pertemuan Uni Eropa dan Iran akan membahas pemulihan kesepakatan nuklir 2015.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dijadwalkan melakukan kunjungan ke Iran, Jumat (24/6/2022). Dia diagendakan bertemu pejabat-pejabat tinggi Iran untuk membahas pemulihan kesepakatan nuklir 2015 atau dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action.
Foto: AP Photo/Vahid Salemi
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dijadwalkan melakukan kunjungan ke Iran, Jumat (24/6/2022). Dia diagendakan bertemu pejabat-pejabat tinggi Iran untuk membahas pemulihan kesepakatan nuklir 2015 atau dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dijadwalkan melakukan kunjungan ke Iran, Jumat (24/6/2022). Dia diagendakan bertemu pejabat-pejabat tinggi Iran untuk membahas pemulihan kesepakatan nuklir 2015 atau dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action.

"Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell akan mengunjungi Teheran pada Jumat malam untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan pejabat lainnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Awal bulan ini Pemerintah Iran mengecam resolusi terbaru yang diadopsi Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Dalam resolusi tersebut, IAEA mengkritik Teheran karena dianggap gagal kooperatif dalam pengawasan program nuklirnya. “Iran mengecam adopsi resolusi yang disampaikan Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Jerman pada pertemuan Dewan Gubernur IAEA sebagai tindakan politik, tidak konstruktif, dan tidak benar,” kata Kemenlu Iran, 9 Juni lalu.

Iran turut menuding Israel sebagai aktor yang mendorong pengadopsian resolusi tersebut. “Penerapan resolusi, yang didasarkan pada laporan direktur jenderal IAEA yang tergesa-gesa dan tidak seimbang serta informasi palsu dari rezim Zionis (Israel), hanya akan melemahkan proses kerja sama serta interaksi antara Republik Islam Iran dan badan tersebut,” kata Kemenlu Iran.

“Iran telah mengambil langkah-langkah praktis timbal balik karena pendekatan non-konstruktif dari badan tersebut dan adopsi resolusi, termasuk pemasangan sentrifugal canggih serta penonaktifan kamera,” tambah Kemenlu Iran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement