Jumat 24 Jun 2022 20:28 WIB

Dinas LH: Kualitas Udara Surabaya Sudah Baik

Dinas Lingkungan Hidup mengeklaim kualitas udara di Surabaya sudah baik.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Kota Surabaya dilihat dari udara. Dinas Lingkungan Hidup mengeklaim kualitas udara di Surabaya sudah baik.
Foto: ANTARA/Seno S/ca
Kota Surabaya dilihat dari udara. Dinas Lingkungan Hidup mengeklaim kualitas udara di Surabaya sudah baik.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menyebut, berdasarkan hasil monitoring Indeks Kualitas Udara (IKU) di Kota Surabaya pada rentang Januari hingga Mei 2022 berada pada angka 87,0874 atau dalam klasifikasi baik.

Agus Hebi menjelaskan, status mutu udara dilakukan dengan menghitung rata-rata konsentrasi parameter SO2 (Sulfur Dioksida) dan NO2 (Nitrogen Dioksida) tahunan sesuai Permen LHK nomor 27 Tltahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup.

Baca Juga

"Hasil monitoring perhitungan IKU di Kota Surabaya pada rentang Januari-Mei 2022 sebesar 87,0874. Artinya, IKU di Kota Surabaya dalam klasifikasi baik," kata Agus Hebi di Surabaya, Jumat (24/6/2022).

Agus Hebi mengaku, monitoring dilakukan menggunakan beberapa jenis alat pengukur yang ditempatkan di sejumlah titik. Pada pemantauan berkelanjutan, DLH menggunakan alat pengukur analyzer yang ditempatkan di stasiun pemantau Kantor Kelurahan Kebonsari dan Kebun Bibit Wonorejo.

Pemantauan di dua lokasi itu merujuk pada parameter kualitas udara (PM10, CO, NO2, SO2, dan O3), serta meteorologi (kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, curah hujan serta global radiasi).

"Pemantauan pada kedua lokasi itu menghasilkan dua data. Yaitu data Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) serta data konsentrasi kualitas udara dan parameter iklim," ujarnya.

Tidak hanya alat pengukur analyzer, DLH Surabaya juga menggunakan sensor. Agus Hebi menyebut, pengukuran alat sensor merujuk pada parameter kualitas udara (PM10, PM 2.5, CO, NO2, SO2, dan O3), serta meteorologi (kecepatan dan arah angin, suhu, kelembaban, curah hujan, global radiasi serta UV Indeks).

"Untuk alat pengukur sensor ditempatkan di Kantor Kecamatan Tandes. Alat pengukur sensor juga menghasilkan data (output) sama dengan alat pengukur analyzer," kata dia.

Selain melakukan monitoring secara berkelanjutan, DLH Surabaya juga menerapkan pemantauan sesaat. Yakni dengan menggunakan alat Gent Stack Sampler serta Passive Sampler. Keduanya merupakan alat pencuplik udara yang lokasinya dapat dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement