Ahad 26 Jun 2022 15:00 WIB

G7 akan Umumkan Larangan Impor Emas Rusia

Emas adalah ekspor utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Emas (ilustrasi). Bersama-sama, G7 akan mengumumkan akan melarang impor emas Rusia,
Foto: Reuters
Emas (ilustrasi). Bersama-sama, G7 akan mengumumkan akan melarang impor emas Rusia,

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Pertemuan Tingkat Tinggi (KTT) kelompok tujuh (G7) dimulai di Elmau, Jerman yang dihadiri para pemimpinnya, Ahad (26/6/2022) waktu setempat. KTT akan membahas berbagai isu terutama tentang dampak perang yang terjadi di Ukraina.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Hingga kini perang masih berkecamuk yang menimbulkan dampak yang sangat meluas ke seluruh dunia.  

Baca Juga

"Bersama-sama, G7 akan mengumumkan bahwa kami akan melarang impor emas Rusia, ekspor utama yang menghasilkan puluhan miliar dolar untuk Rusia," kata Presiden AS Joe Biden melalui akun resminya @POTUS.

Biden mengatakan, Amerika akan menjatuhkan pendapatan negara Rusia untuk menghentikan perangnya ke Ukraina. "AS telah menggunakan biaya yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menjatuhkan pendapatan yang dibutuhkan Moskow untuk mendanai perangnya melawan Ukraina," kata Biden.

Jerman sebagai ketua G7 tahun ini mengundang negara mitra, seperti Indonesia, India, Senegal, Argentina dan Afrika Selatan. Menurut salah satu sumber yang mengetahui KTT G7, mitra G7 akan setuju untuk melarang impor emas dari Rusia. Sebuah sumber pemerintah Jerman kemudian mengatakan bahwa para pemimpin melakukan percakapan yang sangat konstruktif tentang kemungkinan pembatasan harga pada impor minyak Rusia.

 "KTT harus mengirim tidak hanya pesan bahwa NATO dan G7 lebih bersatu dari sebelumnya, tetapi juga bahwa demokrasi dunia berdiri bersama melawan imperialisme Putin seperti yang mereka lakukan dalam perang melawan kelaparan dan kemiskinan," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz kepada parlemen Jerman pekan ini.

Setelah KTT G7, para pemimpin negara kaya dunia juga akan menghadiri KTT NATO. Keduanya pertemuan akan berlangsung di bawah bayang-bayang invasi Rusia ke Ukraina, kerawanan bangan hingga kekurangan energi. Selain itu, KTT juga berada di tengah linjakan inflasi global, ketakutan akan resesi, dan tantangan yang samikin besar untuk menahan China sambil menghindari konflik terbuka.

KTT berlangsung dengan latar belakang yang lebih gelap ketimbang tahun lalu ketika para pemimpin Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan AS bertemu untuk pertama kalinya sejak sebelum pandemi COVID-19 dan berjanji untuk membangun kembali dengan lebih baik. Seorang pejabat UE mengatakan negara-negara G7 akan memberi kesan kepada negara-negara mitra bahwa lonjakan harga pangan yang melanda mereka adalah hasil dari tindakan Rusia dan bahwa tidak ada sanksi yang menargetkan makanan.

Itu juga merupakan kesalahan untuk menganggap perang Ukraina sebagai masalah regional semata. "Lebih dari ini. Ini mempertanyakan tatanan, tatanan pasca Perang Dunia Kedua," kata pejabat itu.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement