REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Rr Laeny Sulistyawati
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaporkan, positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 12,9 persen dalam kurun waktu 25 Mei 2022 hingga 25 Juni 2022. Angka ini meningkat hampir tujuh kali lipat dibandingkan sebulan sebelumnya.
Positivity rate merupakan proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan angka di bawah 5 persen sebagai tolak ukur terkendalinya kasus di masyarakat. Standar ini mencakup hasil yang didapatkan baik dari rapid antigen maupun PCR, tergantung kondisi masing-masing negara.
Dalam sepekan terakhir, rata-rata positivity rate Covid-19 DKI Jakarta bahkan berada di angka 11,7 persen. Berbeda dengan sepekan sebelumnya, rata-rata positivity rate Covid-19 di provinsi ini sebesar 7,5 persen.
Menurut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, dengan terus naiknya positivity rate ini menjadi alarm penularan yang sedang tinggi. Ia pun mengingatkan agar kembali disiplin menggunakan masker.
"Positivity rate terus naik!. Hal ini menjadi sinyal bahwa penularan sedang tinggi dan saya berharap kenaikan ini tidak menjadi tren, serta keterisian rumah sakit tidak penuh lagi," kata Zubairi dalam keterangannya, Senin (27/6/2022).
Pada Senin kemarin, pemerintah melaporkan data penambahan kasus harian Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.445 kasus baru. Dari total 1.445 kasus itu, DKI Jakarta menambah 838 kasus baru Covid-19.
Angka positivity rate di DKI Jakarta mencapai 13,7 persen per 27 Juni 2022. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pun menegaskan, data tersebut semakin memperkuat realita bahwa pandemi belum selesai.
“Positivity rate Covid-19 di atas 5 persen bukti kuat pandemi belum selesai,” tegas Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP, Selasa (28/6/2022).
Moeldoko mengatakan, meski positivity rate DKI Jakarta sudah melampaui standar WHO, pembatasan aktivitas masih belum diperlukan karena kapasitas rumah sakit masih memadai. Meski begitu, ia meminta kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster agar tidak terjadi kenaikan kasus dan positivity rate Covid-19.
“Kalau masyarakat masih cuek protokol kesehatan dan cuek vaksin booster maka kemungkinan kasus akan terus melonjak. Ojo kesusu (jangan tergesa-gesa) lepas masker,” pesan Moeldoko.