REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- British Racing Drivers's Club (BRDC) pada Kamis (30/6/2022) menangguhkan keanggotaan kehormatan juara dunia Formula 1 (F1) tiga kali Nelson Piquet dan berencana untuk mengakhirinya setelah mantan pebalap Brasil itu melontarkan bahasa berbau rasisme mengacu kepada Lewis Hamilton. BRDC, sebagai pemilik Sirkuit Silverstone yang menjadi tuan rumah Grand Prix Inggris, lewat keterangan resmi menyatakan mereka mengetahui Piquet telah meminta maaf secara resmi kepada sang juara dunia tujuh kali. Namun kebijakan organisasi tidak menoleransi rasisme.
"Dewan BDRC telah memutuskan bahwa pemakaian bahasa Tuan Piquet Sr. yang menyinggung secara ras untuk menggambarkan sesama anggota BRDC (dan juara dunia tujuh kali) tidak bisa diterima dan mewakili tindakan yang sangat tidak pantas bagi seorang Anggota Kehormatan BRDC, terlepas dari permintaan maafnya setelah itu," demikian pernyataan BRDC dikutip Reuters.
"Oleh karena itu, kami telah memberi tahu Tuan Piquet Sr bahwa keanggotaannya telah ditangguhkan dengan segera. Mengikuti proses hukum Klub, diharapkan Dewan akan menghentikan keanggotaan Tuan Piquet Sr pada rapat dewan yang akan diadakan setelah periode pemberitahuan tujuh hari yang diperlukan."
Setelah pembalap muda Juri Vips diskors Red Bull karena menggunakan kata-kata rasis di layanan streaming, sebuah video baru-baru ini mengemuka yang menampilkan Nelson Piquet dalam suatu wawancara yang diambil pada November 2021 membahas Grand Prix Inggris di Silverstone tahun lalu. Piquet mengkritik Hamilton karena menyebabkan kecelakaan dengan Max Verstappen dan memanggil sang pembalap Inggris dengan kata ganti berbau rasisme, dalam bahasa Portugis.
Seperti laporan Crash yang mengutip media Brasil, Piquet mengatakan, "Si (panggilan rasis) menempatkan mobilnya di kiri dan karena tidak ada cara untuk menyalip dua mobil di tikungan itu. Dia melakukan cara kotor."
Tak lama setelah kabar itu tersiar, F1 dan Mercedes mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk segala tindakan berbau rasisme dan diskriminatif.
Piquet, yang meraih gelar juara dunia F1 tiga kali pada tahun 1980-an, adalah ayah dari kekasih Verstappen, Kelly Piquet. Ia sudah meminta maaf secara resmi dan menyebut perkataannya secara salah diterjemahkan.
"Istilah yang saya gunakan telah secara luas dan secara historis dipakai sehari-hari dalam Bahasa Portugis di Brasil sebagai sinonim dari "pria" atau "orang" dan tidak pernah dimaksudkan untuk menyinggung," kata Piquet.
"Saya tidak akan pernah menggunakan kata yang telah dituduhkan kepada saya dalam sejumlah terjemahan itu. Saya sangat mengutuk setiap gagasan yang menyebutkan kata yang digunakan saya itu bertujuan untuk meremehkan pembalap karena warna kulitnya. Saya meminta maaf dengan segenap hati kepada siapa pun yang terpengaruh, termasuk Lewis, yang merupakan pengemudi yang luar biasa, tetapi terjemahan di beberapa media yang beredar sekarang di media sosial tidak benar. Diskriminasi tidak memiliki tempat di F1 atau masyarakat dan saya senang untuk mengklarifikasi pemikiran saya dalam hal itu."
Sumber Reuters di Formula 1 menyatakan Piquet tidak akan diterima lagi di paddock, meskipun ia sendiri tidak rutin menghadiri balapan. Piquet (69) menjadi runner-up Grand Prix Inggris sebanyak empat kali, dua kali finis P2 di Silverstone dan dua kali di Brands Hatch. Sedangkan Hamilton memegang rekor delapan kemenangan di Silverstone.