REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Hingga kini stasiun pengisian bahan bakar gas untuk Transjakarta dan taksi di Jakarta belum terealisasi sesuai rencana karena terkendala masalah tanah. Pertamina masih menunggu kepastian pemerintah daerah DKI Jakarta untuk menyediakan lahan untuk pendirian 4 SPBG pendukung (daughter station).
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan menyatakan, tahun depan Pertamina berharap dapat membangun dan mengoperasikan SPBG untuk keperluan Transjakarta dengan kapasitas 4 mmcf per hari. Stasiun tersebut terdiri dari satu mother station (SPBG induk) dan 4 SPBG pendukung.
“Saat ini kami masih kesulitan mencari lahan yang dibutuhkan,” katanya, Senin (5/12). Padahal dia berharap SPBG ini sudah dapat berjalan sepenuhnya (on stream) pada pertengahan 2012.
Direktur Utama Pertamina Gas (Pertagas), Gunung Sardjono Hadi menyatakan, untuk pembangunan stasiun induk perseroan akan menggunakan lokasi milik sendiri di Bitung. “Dengan begitu kami tidak perlu menunggu lahan dari pemda. Kalau saling menunggu program ini tidak akan jalan,” katanya. Namun untuk 4 daughter station lainnya, perseroan menginginkan pemda DKI segera mencarikan lahan.
Selain itu, Pertamina juga menjajaki kerja sama dengan Departemen Perhubungan, sehingga SPBG tersebut dapat didirikan di pool-pool bus. “Karena sebenarnya kami tidak membutuhkan lahan yang besar,” katanya. Menurut dia, untuk menyediakan satu SPBG, perseroan perlu mengeluarkan dana antara Rp 40 miliar – Rp 60 miliar.