REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG –- Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra Jabar, Oo Sutisna menyatakan, penandatanganan naskah kesepahaman antara partainya, PDIP dan PPP beberapa waktu lalu belum dapat disebut sebagai koalisi. “Masih sebatas pendekatan saja,” ujar Sutisna, Sabtu (4/2).
Menurut Sutisna, keputusan koalisi di Partainya harus melalui persetujuan Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra. Sementara, aku dia, DPD Partai Gerindra belum melakukan komunikasi dengan DPP terkait urusan koalisi. Oleh karenanya, penandatanganan kesepahaman itu disebutnya sebagai penajajakan saja.
Sutisna menjelaskan, saat ini banyak parpol yang sudah melakukan pendekatan politik dengan partainya. Gerindra pun, terang dia, harus mengenali partai lain sebelum memutuskan untuk berkoalisi. “Jadi, kami wajib berbaik-baik dengan parpol mana pun,” tutur Sutisna.
Saat ditanya mengenai figur pemimpin Jabar ke depan, Sutisna mengatakan akan berhati-hati dalam menentukan pilihannya. Dia pun menaruh curiga kepada tokoh yang terlalu berambisi dalam Pilgub mendatang. “Kalau seseorang meminta suatu jabatan, itu pasti ada apa-apanya di balik itu. Padahal tanggung jawabnya sangat berat. Jelas berbeda dengan orang yang diminta rakyatnya untuk menduduki jabatan tersebut,” ujar Sutisna.
Ahad (29/1) malam lalu, PDIP, PPP dan Partai Gerindra Jabar telah menandatangani naskah kesepahaman di Hotel Golden Flower Bandung. Penandatanganan kontrak politik tersebut dilakukan oleh wakil masing-masing partai. Yaitu Ketua DPD PDIP Jabar Rudi Harsa Tanaya, Ketua DPW PPP Jabar Rachmat Yasin dan Anggota Dewan Penasihat DPD Partai Gerindra Jabar Gantira Kusumah. Sutisna sendiri tidak hadir pada malam itu karena sedang berada di Jawa Timur.