REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menghentikan pengiriman tenaga magang ke Jepang, menyusul dampak bencana pascagempa yang dilanjutkan dengan terjangan tsunami pada 11 Maret 2011. "Kami sudah tidak mengirim tenaga magang ke Jepang. Sebagai alternatif, untuk calon tenaga kerja memilih negara lain," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumadi di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, beberapa negara tujuan lain itu, antara lain Taiwan, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan beberapa negara lain. Jumlah TKI yang berangkat secara resmi mulai Januari 2011 hingga Maret ini cukup banyak mencapai 227 orang.
"Tempat kerja yang paling banyak diminati seperti Taiwan, dengan jumlah TKI yang terdata selama 2011 ini hingga 84 orang, disusul Hong Kong 69 orang, dan Singapura 33 orang," katanya.
Menurut dia, ancaman bencana di daerah yang menjadi favorit tujuan kerja para TKI tersebut memang ada. Tetapi, mereka merasa lebih nyaman dan potensi perlindungan juga cukup tinggi.
Sayangnya, pihaknya tidak mempunyai data pasti tentang jumlah TKI dari Kabupaten Kediri yang berangkat ke Jepang. Bahkan, hingga kini, pihaknya juga belum menerima aduan dari keluarga TKI yang magang di Jepang.
Namun, Jumadi mengaku selalu koordinasi dengan KBRI (Kedutaan besar Republik Indonesia) terkait dengan kondisi TKI di daerah bencana, seperti yang terjadi di Jepang, dimana bencana bukan hanya terjadi saat gempa yang disusul gelombang tsunami melainkan dampak radiasi nuklir Jepang.
Menyinggung beberapa kantong TKI di Kabupaten Kediri, Jumadi mengatakan banyak tersebar di daerah perbatasan, seperti di Kecamatan Kandat, Ringinrejo, Wates, Kras, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar.