REPUBLIKA.CO.ID,MERAK - Ribuan truk ekspedisi yang hendak menuju berbagai daerah di Sumatra masih tertahan di kawasan pelabuhan dan jalan layang Cikuasa Atas, Merak, Kota Cilegon, Provinsi Banten, Sabtu (23/7).
"Di dalam tol antrean truk tidak ada, tetapi di jalan arteleri atau Cikuasa Atas, Merak, masih terlihat antrean sampai pom bensin," kata salah seorang petugas PT Marga Mandala Sakti (MMS), Rudi Dharmawan. Ia mengatakan antrean truk tampak terlihat dari pintu Tol Merak dan masih menunggu maju sampai ke Pelabuhan Merak.
Salah seorang sopir truk dengan tujuan Aceh, Rosyid, mengatakan antrean truk yang hampir setiap pekan terjadi harus segera diatasi oleh pemerintah jika masyarakat Sumatra ingin terhindar dari dampak ekonomi.
"Saya dibayar oleh perusahaan ekspedisi untuk mengantar sejumlah sembako,'' katanya. ''Tetapi, karena antrean berhari-hari di Pelabuhan Merak dan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, saat akan pulang, maka perusahaan ekspedisi menaikkan tarif angkutannya.''
Sedangkan perusahaan yang menyewa kendaraan ekspedisi, kata dia, tentunya akan menaikkan harga penjualan sembako yang dikirimnya ke Aceh. "Kenaikan harga sembako itu mencapai 20 persen dari harga sebelumnya. Dengan adanya antrean ini, yang menjadi korban adalah konsumen atau masyarakat. Kalau perusahaan ekspedisi dan pemilik sembako, mereka tidak begitu mengalami kesulitan," ujarnya.
Sebelumnya, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Merak pada Sabtu mengoperasikan 24 kapal "roll on roll of'' (roro) untuk mengurai antrean ribuan truk di dalam pelabuhan maupun di jalan layang Cikuasa Atas, Merak. Peningkatan jumlah kendaran hari ini karena banyak truk membawa sejumlah bahan kebutuhan pokok menjelang Ramadhan.