Rabu 12 Oct 2011 17:49 WIB

Sepuluh Desa di TTS NTT Kelaparan, Enam Dikabarkan Tewas

Korban Kelaparan
Foto: dw world
Korban Kelaparan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ratusan masyarakat di sejumlah wilayah di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur mengalami kelaparan hebat akibat gagal panen yang melanda wilayah tersebut menyusul kekeringan sepanjang musim kemarau. Relawan dari lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap Dony Aryanto kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (12/10) mengatakan ada sekitar sepuluh desa yang mengalami kelaparan di wilayah Timor Tengah Selatan.

"Saya baru saja kembali dari tugas di Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur untuk memberikan bantuan pangan bagi warga yang kelaparan," katanya.

Dia menjelaskan, selama berada di TTS di dua kecamatan yakni Amanuban Timur dan Amanuban Selatan. "Di dua wilayah itu tim ACT menemukan sekitar sepuluh desa yang mengalami kekeringan dan gagal panen sehingga masyarakatnya kelaparan dan terpaksa memakan biji asam jawa," katanya.

Dia menambahkan, mengkonsumsi biji asam jawa memang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat namun intensitasnya meningkat tajam akibat kekeringan. "Memakan biji asam jawa memang sudah menjadi tradisi, namun sejak terjadinya kekeringan dan gagal panen intensitas mengkonsumsi biji asam jawa meningkat tajam dan warga sama sekali jarang mengkonsumsi jagung atau beras, bahkan hampir tidak pernah," katanya.

Dia juga menambahkan, di wilayah Amanuban Timur dirinya mendengar kabar dari masyarakat bahwa ada enam orang yang meninggal dunia akibat kelaparan. "Saya mendengar langsung dari masyarakat saat saya berada di sana bahwa ada enam orang meninggal dunia akibat kelaparan di Amanuban Timur," katanya.

Selama berada di TTS dia mengatakan kondisinya sangat memprihatinkan, dimana ladang dan persawahan mengalami kekeringan hebat. "Warga setempat mengatakan sudah sekitar tujuh bulan hujan tidak turun mengguyur daerah itu, dan selama beberapa hari saya berada di lokasi hujan memang tidak pernah turun, kalaupun ada gerimis kecil itu juga hanya sebentar," katanya.

Dia menjelaskan, warga pada saat ini sangat membutuhkan makanan pokok seperti beras atau jagung. "ACT telah membantu sebanyak dua ton berasa dan setengah ton jagung namun itu sama sekali belum cukup, warga membutuhkan lebih banyak karena jumlah warga yang mengalami kepalaran diperkirakan terus meningkat," katanya.

Dia juga menambahkan, kondisi kelaparan diakibatkan panen yang selalu gagal karena hujan sudah sekitar tujuh bulan tidak membasahi wilayah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement