REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Puluhan petugas terus mengevakuasi kereta api angkutan batubara yang bertabrakan di Simpang Penimur, Prabumulih, Sumatera Selatan, Ahad. Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, petugas PT KAI Divre III Sumatera Selatan tersebut terus mengangkat gerbong angkutan batubara yang masuk jurang akibat tabrakan tersebut.
Begitu juga alat berat terus berupaya untuk mengangkat gerbong yang tertabrak tersebut. Akibat tabarakan tersebut, empat orang meninggal dunia dan dua luka-luka.
Korban meninggal dunia masing-masing Jaswir, masinis kereta api batubara dari Lampung; Ranggi, asisten masinis (Lampung); dan dua lagi dari kereta batubara dari Sukacinta Lahat. Korban meninggal dari kereta Lahat yakni Sunaidi dan Sajudin. Keduanya dibawa ke Lahat. Sementara, dua orang luka sekarang sudah pulang karena sudah sehat.
Humas Divre III PT KAI Sumsel, Jaka Jakarsih, mengatakan kereta api Batubara memang bertabrakan di Simpang Penimur Prabumulih. Kereta api asal Lampung sebenarnya sudah kosong setelah mengangkut Batubara. Namun setiba di Simpang Penimur, kereta tersebut tabrakan dengan kereta dari Lahat.
''Kereta dari Lampung tersebut sebelumnya istirahat. Setelah sepuluh menit berangkat, tabrakan itu akhirnya terjadi,'' kata Jaka. ''Kereta api dari Lampung membawa sebanyak 44 gerbong. Sementara, kereta dari Lahat membawa 16 gerbong yang semuanya masih berisi batubara.''