REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Sekitar 300 napi penghuni Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali, mengamuk. Bahkan mereka berhasil menguasai lapas terbesar di Bali itu hampir selama sembilan jam, mulai 23.00 wita pada Selasa (21/2) dan berakhir Rabu pagi, sekitar 07.00 wita.
Selain menyerang petugas, para napi berhasil membongkar gudang senjata lapas dan mereka menguasai sebanyak 30 pucuk senjata api dari berbagai jenis. Tidak ada korban jiwa dalam kerusuhan itu, namun tiga orang napi mengalami luka tembak saat pelumpuhan.
Hingga berita dibuat, belum ada petugas resmi yang memberikan keterangan. Namun sumber menyebutkan, para napi sudah berhasil dilumpuhkan polisi dan tidak seorang pun dari napi yang berhasil melarikan diri.
Sumber menyebutkan, kerusuhan itu berawal dari masalah sederhana, yakni perkelahian sesama napi, namun melibatkan banyak anggota geng. Saat diamankan oleh para sipir, para napi justru memberikan perlawanan dan akhirnya para sipir lari keluar penjara. Kesempatan itulah yang digunakan para napi untuk merusak sejumlah menara pengawas, membakar sejumlah ruangan dan mendombrak gudang senjata.
Karena kejadiannya malam hari dan tidak menguasai medan, polisi yang datang memberikan bantuan pengamanan, tidak berani menerobos penjara. "Penyerangan baru dilakukan pagi hari, mengingat para napi juga memegang senjata, kata sumber.