REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tahun ini merupakan tahun yang berat bagi Meta. Raksasa teknologi itu telah menghadapi beragam ujian, seperti anjloknya saham, pembekuan perekrutan, dan usaha gagal ke ruang cryptocurrency.
Dalam sesi tanya jawab dengan karyawan belum lama ini, CEO Meta Mark Zuckerberg membahas perubahan dalam fokus perusahaan, gaya manajemen, dan harapan karyawan. Dia mengatakan banyak dari karyawannya mungkin tidak lagi dibutuhkan.
“Beberapa dari Anda mungkin memutuskan ini bukan tempat untuk Anda dan keputusan tersebut tidak masalah bagi saya,” kata Zuckerberg.
Pernyataan tersebut menyoroti kebutuhan perusahaan untuk menghadapi kesulitan ekonomi tambahan dan pengurangan 30 persen dalam rencana perekrutan yang turun dari 10 ribu menjadi 6.000 hingga 7.000 karyawan tahun ini.
Zuckerberg menjelaskan fokusnya saat ini pada peningkatan kinerja dan pengurangan perekrutan yang dirancang untuk menyingkirkan mereka yang berkinerja buruk dan mereka yang tidak dapat memenuhi sasaran kinerja baru Meta. Pernyataan Zuckerberg muncul setelah pra pertemuan CPO Meta Chris Cox.
Cox mengatakan tujuan Meta saat ini untuk memprioritaskan dan mengoperasikan tim yang lebih ramping dan lebih baik. Selain itu, dia juga menyebut kebutuhan Meta untuk mendukung aplikasi bergaya TikTok dengan Reels dan mendorong kecerdasan buatan (AI) untuk memunculkan umpan populer dari pengguna Facebook dan Instagram.
Dilansir Techspot, Senin (4/7/2022), selain layanan berbasis media sosial Meta saat ini, divisi perangkat keras perusahaan telah difokuskan untuk menghadirkan headset realitas campuran. Headset yang dijuluki Cambria merupakan headset yang akan menampilkan 16 kamera serta kemampuan pelacakan mata dan wajah. Cambria akan diluncurkan pada paruh kedua tahun 2022 dengan harga mulai dari 799 dolar AS.