Kamis 07 Jul 2022 05:10 WIB

Profil Kapiten Pattimura: Agama dan Perjuangannya Melawan Belanda, Benarkah Beragama Islam?

Pattimura disebut memiliki nama asli Ahmad Lussy dan disebut sebagai seorang Muslim dan bergelar kiai.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
Pattimura
Pattimura

Kapiten Pattimura. UAH dan Prof Mansur Suryanegara mengungkapkan jika Kapiten<a href= Pattimura adalah seorang pejuang asal Maluku yang beragama Islam. Foto: Republika." />
Kapiten Pattimura. UAH dan Prof Mansur Suryanegara mengungkapkan jika Kapiten Pattimura adalah seorang pejuang asal Maluku yang beragama Islam. Foto: Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Viralnya video Ustadz Adi Hidayat (UAH) tentang jati diri Kapitan Pattimura adalah seorang Muslim dan bernama asli Ahmad Lussy menjadi perdebatan di media sosial. Teori nama asli Pattimura sebenarnya sudah lama terdengar, hingga kembali mencuat lewat ceramah UAH.

"Kami berusaha mencari, lihat, tanya pakar sejarah dikumpulkan. Allahuakbar. Ternyata nama aslinya kapiten Pattimura itu bukan tomas tapi Ahmad Lussy," kata Ustaz Adi Hidayat dalam video viral berdurasi 1 menit 24 detik itu.

BACA JUGA: SssTiktok, Download Video TikTok tanpa Watermark: Mudah, Cepat, Gratis dan Dijamin Aman

Sejarah siapa Pattimura yang diklaim UAH itu disebut sebagai fakta yang berarti Islamofobia sudah ada sejak zaman penjajahan. Sehingga sejarah pejuang Muslim bernama Ahmad Lussy dibelokan.

Ustaz Adi Hidayat berpendapat ada yang sengaja mengubah nama Ahmad Lussy menjadi Thomas Matulessy. "Siapa Ahmad Lussy itu? beliau itu adalah seorang pejuang, beliau itu adalah seorang kiai. Beliau itu adalah seorang pemimpin pesantren. Beliau arahkan anak-anak santrinya untuk berjuang menegakkan kebenaran di bumi pertiwi ini," kata Adi Hdayat dalam video itu.

"Saya mau katakan bahwa kalau disebutkan Thomas, orang tidak ingat bahwa orang ini dekat dengan Allah SWT, orang ini berasal dari pesantren. Makanya dibuang kemudian nama-nama itu persis seperti orang Barat dulu pernah melakukannya. Ibnu Sina diganti Avicenna, Ibnu Rusyd diganti Averroes, dan lain sebagainya," kata Adi Hidayat.

BACA JUGA: Naik Haji Zaman Belanda Taruhannya Nyawa, Ditipu, dan Dicap Pemberontak


Kapiten Pattimura sejam 1973 diakui negara sebagai pahlawan nasional. Gambar wajahnya menghiasi uang kertas pecahan Rp 1.000. Dalam historiografi Indonesia modern, seperti dalam buku Sejarah Nasional Indonesia (jilid keempat), sosok ini disebutkan punya nama asli Thomas Matulesy. Namun dalam buku yang terbit pada era Orde Baru tersebut tidak menjelaskan apa agama Pattimura. Ahmad Choirul Rofiq dalam Menelaah Historiografi Nasional Indonesia (2016) berkata, wajar bila ada anggapan nama ‘Thomas’ khas budaya Eropa atau terpengaruh Kristen. "Sehingga yang bersangkutan beragama Nasrani," kata dia.

Namun, teori lain bermunculan yang menyebut Pattimura adalah seorang Muslim. Sebelum diramaikan UAH, sejarawan Prof Ahmad Mansur Suryanegara lebih dulu mengajukan argumentasi yang mengungkapkan jati diri Pattimura. Dalam bukunya, Api Sejarah 1 Prof Mansur menyebut Kapitan Pattimura bernama asli Ahmad Lussy alias Mat Lussy yang lahir di Hualoy, Seram Selatan dan beragama Islam.

BACA JUGA: Asal Usul Guling, Tercipta untuk Melampiaskan Hasrat Orang Belanda yang Kesepian

Menurut Prof Mansur, sejak dulu siapapun yang menyandang nama ‘Pattimura’ di Ambon dan sekitarnya merupakan Muslim. “Oleh karena itu, salahlah jika dalam penulisan sejarah, Kapten Pattimura disebut seorang penganut Kristen,” tulis Suryanegara (2014: 202).

Dalam pemberitaan di Republika.co.id, pada 1789, di Maluku terjadi pergantian pemerintahan dari Belanda ke tangan Inggris. Saat itu, Pattimura telah berusia remaja. Beberapa sumber menyebut, dia sempat bergabung dengan dinas kemiliteran Inggris.

BACA JUGA: Download GB WhatsApp (GB WA) di Sini: Gratis, Aman, Cepat, dan Anti-banned

Konvensi London 1814 menyebabkan beberapa daerah di Nusantara kembali jatuh dari Inggris ke tangan Belanda. Termasuk di dalamnya adalah Maluku. Sementara itu, VOC telah dinyatakan bangkrut sejak 31 Desember 1799 sehingga mengubah tata kolonial di wilayah jajahannya.

Belanda kian berlaku kejam terhadap penduduk Pribumi Maluku. Masyarakat setempat dijadikannya tenaga kerja paksa antara lain untuk membuat garam, membuka kebun-kebun pala, dan kemiliteran. Sejak bubarnya VOC atau awal abad ke-19, rakyat Maluku dipaksa untuk menerima uang kertas keluaran Belanda sebagai alat transaksi.


Penguasa kolonial akan menghukum siapapun yang ingin memakai kembali uang perak. Padahal, rakyat sendiri tidak punya akses yang memadai untuk memeroleh uang kertas yang dimaksud. Demikian seperti diungkap Des Alwi dalam bukunya, Sejarah Maluku (2005).

Hal ini memicu amarah rakyat. Pada 14 Mei 1817, Pattimura mulai menyerang pos-pos pertahanan Belanda di Maluku. Dia sebelumnya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh lainnya serta rakyat Maluku. Pada Agustus 1817, dia bahkan berhasil menguasai Benteng Duurstede dan membunuh beberapa pejabat penting Belanda di sana.

Dua bulan kemudian, Belanda mengerahkan tidak kurang dari 1.500 kapal perang serta lebih banyak pasukan untuk menggempur Pattimura. Akhirnya, tokoh perlawanan ini tertangkap. Pada 16 Desember 1817, dia dijatuhi hukuman mati di Ambon. Adapun beberapa rekan seperjuangannya dibuang ke Pulau Jawa.

JANGAN LEWATKAN ARTIKEL MENARIK LAINNYA:

> Humor Gus Dur: Jenderal Orba Menang Lomba Tebak Umur Mumi, Caranya Dipukulin Sampai Ngaku Sendiri

> Sejarah Sumpit yang Diharamkan Dipakai Umat Islam untuk Makan

>Tak Perlu Pakai Pawang, Begini Cara Muhammadiyah Cegah Hujan

> Pawang Hujan Mandalika, Ustadz Khalid Basalamah: Pawang Hujan Itu Dukun, Haram Hukumnya dalam Islam

> Humor Gus Dur: Gara-Gara Dikirimi PSK, Gus Dur Terpaksa Tidur di Sofa

> Humor Gus Dur: Bertemu PM Mesir Juru Catat Bingung, Apa yang Dicatat Gus Dur Hanya Cerita Lucu

> Humor Gus Dur: Dikritik Tangannya Dicium Ibu-Ibu Pengajian, Dijawab Gak Mungkin Saya Nikahi Semua

> Humor Gus Dur: Cak Nun Batal Temani Soeharto Tobat Gara-Gara Dikerjain Gus Dur

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/163000/profil-kapiten-pattimura-agama-dan-perjuangannya-melawan-belanda-benarkah-beragama-islam
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement