REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan stok beras untuk wilayah NTT mampu bertahan hingga lima bulan ke depan.
"Saat ini, stok beras kita untuk kebutuhan masyarakat di NTT kurang lebih ada sekitar 23 ribu ton dan ini bisa bertahan hingga lima bulan ke depan," kata Pemimpin wilayah Perum Bulog kanwil NTT Mohamad Alexander kepada wartawan di Kupang, Kamis (7/7/2022).
Ia mengatakan, hal ini berkaitan dengan stok beras di NTT di tengah cuaca buruk dan kebutuhan pangan jelang Idul Adha 1443 Hijriah di provinsi berbasis kepulauan itu. Alex mengatakan, dengan stok yang ada, masyarakat diimbau untuk tidak perlu cemas atau gelisah. Karena pemerintah melalui Bulog NTT akan tetap berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di NTT.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat NTT, Perum Bulog Kanwil NTT masih membutuhkan pasokan dari kanwil lainnya di Indonesia. Karena itu, pihaknya sudah memperhitungkan stok beras yang ada. Jika sudah berkurang maka pihaknya akan mendistribusikan dari kanwil lain.
"NTT ini kan daerahnya bukan penghasil padi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti beras di NTT juga masih butuh dari luar. Jadi kalau habis pasti akan ada lagi yang dikirim," tambah dia.
Agar NTT surplus beras, Bulog NTT mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan sawah untuk pemenuhan kebutuhan di NTT. Ia mengambil contoh beberapa waktu lalu bersama TNI AD Bulog NTT sudah bekerja sama untuk pemenuhan kebutuhan beras dari Rote Ndao.
"Kabupaten Rote Ndao itu adalah daerah yang surplus beras. Mereka juga sudah punya merek beras sendiri dan premium," tambah dia.
TNI AD dengan bantuan pompa hidran kini tengah membantu agar produksi beras di kabupaten itu meningkat sehingga ke depannya diharapkan pasokan beras dari Kanwil lain di Indonesia berkurang.