REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tingginya angka kecelakaan terhadap para petani gula kelapa (penderes) menimbulkan rasa prihatin dari berbagai kalangan. Setiap tahunnya rerata terjadi lebih dari 100 kasus kecelakaan dimana penderes terjatuh dari pohon kelapa.
Sebagian mengalami cacat permanen dan lainnya meninggal dunia. Prihatin dengan kondisi kerja penderes, Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI), Sabtu (14/12) menyerahkan bantuan dana pengadaan safety belt untuk penderes gula kelapa dan diharapkan dapat menekan angka kecelakaan yang tinggi tersebut.
Bantuan berupa dana sebesar Rp 100 juta (seratus juta rupiah) itu diserahkan oleh Sekretaris Jenderal Forkom KBI Irsyad Muchtar didampingi para donatur anggota Forkom KBI, diterima langsung oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Banyumas Erna Husein. Selanjutnya dana tersebut akan dibelikan safety belt untuk perangkat kerja penderes gula kelapa.
Bupati Achmad Husein mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan diberikan Forkom KBI. "Dana ini sangat berarti bagi kami karena dapat membantu sebagian para penderes dari risiko celaka, cacat maupun meninggal dunia," ujarnya.
Jika dilihat dari jumlah penderes sebanyak 20.580 tersebar di 20 kecamatan, kata Achmad Husein, sedikitnya dibutuhkan dana miliaran rupiah untuk pengadaan safety belt. "Kita harapkan donasi dari Forkom KBI menjadi pemicu bagi lembaga lainnya untuk membantu kelangsungan usaha gula kelapa di Kabupaten Banyumas," timpalnya.
Sementara itu Sekretaris Jenderal Forkom KBI Irsyad Muchtar mengatakan bantuan safety belt kepada penderes gula kelapa bermula dari pertemuannya dengan Bupati Achmad Husein bulan Oktober lalu di Purwokerto. Pada kesempatan itu Bupati menyampaikan permasalahan dihadapi terkait tingginya angka kecelakaan penderes gula kelapa.
Dikatakan, Banyumas merupakan sentra gula kelapa atau coconut sugar terbesar di Indonesia. Sayangnya potensi besar tersebut masih terkendala oleh banyak hal, antara lain kualitas SDM penderes yang masih rendah, manajemen dan permodalan terbatas serta yang mempriahtinkan tingginya kecelakaan penderes yang terjatuh dari pohon kelapa.
Dalam tiga tahun terakhir sejak 2017 sudah terjadi 323 kasus kecelakaan, sebanyak 236 penderes mengalami cacat dan 87 orang meninggal dunia. “Kami tergugah dengan kasus yang kurang mendapat perhatian di tingkat nasional ini, padahal gula kelapa merupakan komoditi unggulan Banyumas bahkan sudah berorientasi ekspor,” ujar Irsyad.
Ia juga mengatakan pihaknya telah menggugah para anggota Forkom KBI untuk bersama memberikan bantuan. “Alhamdulillah beberapa anggota anatra lain KSPPS Pracico, KSP Makmur Mandiri, KSP Sejahtera Bersama, Kopkar Awak Pesawat Garuda, Kopkar Garuda Maintenance Facility, Kopkar Tankers dan KSP Nasari berkenan mengalokasikan dana sosialnya untuk penderes gula kelapa Banyumas,” tukasnya.
Jumlah bantuan memang belum sebanding dengan tingginya kebutuhan alat keselamatan penderes gula kelapa yang berjumlah puluhan ribu orang itu. Namun Irsyad berharap, bantuan Forkom KBI dapat menstimulasi para pelaku usaha lainnya untuk peduli pada penderes gula kelapa Kabupaten Banyumas.