Senin 21 Oct 2019 16:33 WIB

Bersyukur Kunci Hidup Bahagia

Allah SWT akan menambah nikmat dan kebahagiaan jika memperbanyak bersyukur

Ajarkan anak bersyukur membuat anak memiliki kepekaan sosial/ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Ajarkan anak bersyukur membuat anak memiliki kepekaan sosial/ilustrasi

Bersyukur sebuah kata yang sederhana namun bermakna luas dan dalam. Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran yang berarti berterima kasih kepada Allah SWT.

Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS al-Baqarah: 152).

Perjalanan hidup setiap orang tentu berbeda-beda jalan ceritanya, yang jadi persoalan bagaimana kita menyikapi setiap persoalan dalam kehidupan. Banyak orang yang tidak kuat dalam menjalani persoalan hidup.

Terbukti, banyaknya berita yang kita baca dan kita lihat dari berbagai media, meningkatnya angka kriminal, tingginya jumlah korban bunuh diri, dan masih banyak lagi berita miris lainnya.

Sederhana sekali sebenarnya untuk bisa tetap hidup dengan bahagia karena kuncinya ada dalam diri sendiri, yakni bersyukur atau dalam kata yang lebih mudah dimengerti yakni merasa cukup.

Sebuah pepatah lama mengatakan, “Saat kamu berjalan janganlah melihat ke atas karena khawatir terperosok, tapi menunduklah agar kau bisa berhati-hati dalam berjalan dan selamat.”

Artinya, dalam hidup ini jangan melihat hidup orang lain yang lebih dari kita itu hanya akan menyiksa diri sendiri dengan iri dan dengki, tapi biasakan melihat pada orang yang kemampuan hidupnya di bawah agar kita bisa lebih bersyukur.

Manusia memang telah disertakan hawa nafsu termasuk nafsu akan duniawi, tapi sebaik-baik manusia adalah orang yang memenuhi hati dengan syukur. Dengan begitu seseorang terbebas dari penyakit hati yakni suuzan, iri, hasud, dan dengki.

Cobalah meluangkan waktu untuk merenung sejenak tidakkah kita tidak memiliki kekurangan apapun, karena sebaik-baik makhluk ciptaan Allah SWT yakni manusia karena dilengkapi bukan saja akal tapi juga pikiran untuk dipergunakan sebagai alat pertimbangan antara baik dan buruk atau benar dan salah.

Ketika kita sedang dihadapkan pada sebuah persoalan atau kesulitan coba untuk menelaah diri, sudahkah kita lakukan kewajiban sebagai manusia beragama dan bersosial, jika sudah kita tinggal berserah diri atas setiap hasil yang akan diberikan Allah pada usaha dan kerja keras kita.

Jika masih punya tubuh yang sehat dan lengkap, bersyukurlah karena si buta pun masih bersyukur dengan kebutaannya, si tuli pun masih bersyukur atas ketidakmampuan untuk melihat.

Banyak orang yang hidup dengan kekurangan, tapi bisa melihat tawa dan keceriaan dari wajahnya, karena hatinya dipenuhi dengan rasa syukur.

Bersyukur atas setiap hal yang kita punya maka dengan memperbanyak bersyukur niscaya Allah tambahkan lagi nikmatnya seperti yang telah dijanjikan.

Dalam firman-Nya, “Jika kalian bersyukur maka akan Aku tambahkan nikmat-Ku untuk kalian." (QS Ibrahim: 7).

Yuk, perbanyak bersyukur dan bersiaplah untuk menerima kabar baik dari-Nya, yaitu bertambahnya nikmat, salah satunya hidup menjadi lebih bahagia. Wallahu a'lam.

Pengirim: Vera Verawati, Koki Waroeng Literasi, Kuningan, Jawa Barat

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement