REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Karantina Pertanian Surabaya kembali melakukan pelepasan ekspor serpih porang kering tujuan China setelah dibuka kembali keran ekspor komoditas porang Indonesia ke negara tersebut. Kepala Karantina Pertanian Surabaya Cicik Sukarsih mengungkapkan pihaknya telah melakukan ekspor serpih porang kering ke China sebanyak 150 ton atau setara Rp 4,5 miliar.
Cicik memastikan pihaknya memberikan jaminan kesehatan atas proses tindakan karantina dengan menerbitkan Phytosanitary Certificate terhadap serpih porang kering. Hal ini untuk memastikan komoditas tersebut bebas Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan memenuhi persyaratan keamanan pangan sesuai persyaratan negara tujuan.
Persyaratan yang dimaksud di antaranya kebun yang sudah diregistrasi oleh dinas terkait, registrasi rumah kemas (packing house) oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD), dan registrasi instalasi karantina tumbuhan (IKT) oleh Badan Karantina Pertanian (Barantan). Persyaratan teknis lainnya sebagaimana diatur dalam protokol persyaratan ekspor ke China juga dipastikannya telah terpenuhi.
"Sebelumnya ekspor serpih porang kering pernah mendapatkan penolakan dari China per 1 Juni 2020 yang lalu. Setelah menyepakati protokol baru, ekspor porang tujuan China kembali dibuka," ujar Cicik, Senin (11/7/2022).
Dia menjelaskan Kementerian Pertanian dan pemerintah China telah menyepakati protokol tentang persyaratan inspeksi dan karantina untuk ekspor serpih porang kering dari Indonesia ke China. PT APK yang berlokasi di Madiun merupakan salah satu eksportir serpih porang kering yang mendapat registrasi dari China karena sudah memenuhi semua persyaratan administratif dan teknis yang dipersyaratkan.
Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Barantan, M. Adnan, menuturkan pihaknya terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha ekspor porang yang ada di Jawa Timur untuk mendapatkan pengakuan dari China. Ia pun mengajak semua pihak menjaga kepercayaan dengan menjaga kualitas dan mutu porang yang diekspor.
"Dan harus tetap menerapkan prosedur yang sudah dipersyaratkan oleh China. Porang menjadi komoditas pilihan dan andalan bagi Indonesia. Ke depan diharapkan semakin bertambahnya ragam komoditas baru dan negara tujuan baru lainnya yang dapat bersaing ke pasar mancanegara," kata Adnan.