REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Target penyerapan oleh Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon pada tahun ini sudah tercapai. Meski demikian, instansi tersebut akan tetap menyerap gabah dan beras dari petani.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, menjelaskan, prognosa Bulog Cirebon pada tahun ini sebanyak 38 ribu ton setara beras. Hingga kini, penyerapan yang dilakukan pihaknya sudah hampir 40 ribu ton setara beras.
"Jadi sudah 100 persen lebih," kata Budi, Senin (11/7). Meski capaian sudah melebihi target, pihaknya tetap meneruskan pengadaan beras dan gabah dari petani.
Apalagi, pihaknya sudah mendapat perintah dari Pusat maupun Jabar untuk tetap melakukan pengadaan dan menyerap beras dari petani. "Kita bicaranya stok nasional," ucap Budi.
Penyerapan pun terus dilakukan untuk menghadapi berbagai potensi kerawanan yang mungkin bisa terjadi. Selain kerawanan pangan akibat kekeringan, juga perang Ukraina serta penyebab lainnya.
Ditambah lagi, para petani di wilayah Cirebon pun akan segera memasuki masa panen gadu. Gabah dan beras hasil panen petani itu akan diserap oleh Bulog Cirebon. Namun, Budi mengakui, kapasitas gudang milik Bulog Cirebon memang terbatas.
Saat ini, stok beras di gudang milik Bulog Cirebon sudah mencapai 90 ribu ton. Sedangkan kapasitas gudang mereka hanya sekitar 110 ribu - 120 ribu ton. Meski sebenarnya, kapasitas yang semestinya di gudang Bulog Cirebon hanya di kisaran 95 ribu ton.
Untuk mengurangi tumpukan stok beras yang ada di gudang, Bulog Cirebon akan segera mengirimkan beras ke daerah lain, seperti Cianjur, Karawang dan Papua. Beras yang akan dikirim ke Cianjur itu sebanyak 2 ribu ton. Sedangkan beras yang akan dikirim ke Karawang sebanyak 3 ribu ton. "Untuk pengiriman ke Papua, sebanyak 4 ribu ton," ujar Budi.
Dengan adanya pengiriman beras ke luar daeah, maka muatan dalam gudang Bulog Cirebon bisa berkurang. Dengan demikian, beras yang akan diserap dari petani bisa tertampung dalam gudang.