Jumat 15 Jul 2022 13:08 WIB

China Kalibrasi Ulang Hubungan dengan Australia

China bersedia "mengkalibrasi ulang" hubungan dengan sikap saling menghormati.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China bersedia
Foto: Stefani Reynolds/Pool Photo via AP
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China bersedia

  1. REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan hubungan China dan Australia sedang menghadapi tantangan, tapi juga membuka peluang. Ia mengatakan China bersedia "mengkalibrasi ulang" hubungan dengan sikap saling menghormati.

    "Pihak China bersedia untuk mengambil getaran (pada hubungan), mengkalibrasi ulang dan berlayar lagi," kata Wang pada media China di wilayah Guangxi, Kamis (14/7/2022) kemarin seperti dikutip dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri China, Jumat (15/7).

    Wang menambahkan tapi Australia harus memperbaiki pemahamannya pada China dan tidak membesar-besarkan perbedaan. Ia menyinggung tentang bergabungnya Australia dengan Amerika Serikat (AS), Jepang dan India dalam upaya menahan pengaruh China di kawasan.

    Akhir pekan lalu, Ahad (10/7/2022) Wang meminta Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong untuk memperlakukan China sebagai mitra bukan lalu. Ia juga meminta Negeri Kanguru untuk mengakumulasi "energi positif" untuk meningkatkan hubungan dua negara.

    Berdasarkan pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri China dalam pertemuan bilateral di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali Jumat (8/7/2022) lalu Wang mengungkapkan harapannya pada Australia untuk "mengambil kesempatan, mengkonkritkan tindakan dan membenarkan pemahaman pada China."

    "Akar dari hubungan sulit China dan Australia dalam beberapa tahun terakhir terletak pada bersikerasnya pemerintah Australia sebelumnya untuk memperlakukan China sebagai 'lawan' dan bahkan 'ancaman'," kata Wang.

    Ia menambahkan kata-kata dan tindakan pemerintah Australia sebelumnya "tidak bertanggung jawab". Sejak 2020 lalu China menerapkan pembatasan impor batu bara dan produk lain Australia.

    Langkah ini sebagai respon tindakan Australia mendorong penyelidikan menyeluruh virus korona. Negeri Kanguru juga menyelidiki intervensi China pada politik Australia dan melarang perusahaan raksasa Huawei dalam berpartisipasi dalam proyek jaringan 5G.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ
Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,

(QS. At-Taubah ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement