Ahad 17 Jul 2022 05:15 WIB

Rusia Jatuhkan Sanksi Kepada 384 Anggota Parlemen Jepang

Kemenlu menuduh para anggota parlemen Jepang mengadopsi posisi anti-Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Parlemen Jepang. Ilustrasi
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Parlemen Jepang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah melarang 384 anggota parlemen Jepang memasuki wilayahnya. Sanksi ini sebagai tanggapan terhadap sikap Tokyo yang menyelaraskan diri dengan sanksi internasional terhadap Moskow atas perangnya terhadap Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat (15/7/2022) memasukkan 384 anggota parlemen Jepang ke dalam daftar hitam. Kementerian menyebutkan nama para anggota parlemen Jepang satu per satu di situs webnya. Kementerian menuduh para anggota parlemen Jepang mengadopsi posisi anti-Rusia yang tidak bersahabat.

Baca Juga

"Terutama dengan mengungkapkan tuduhan tidak berdasar terhadap negara kita mengenai operasi militer khusus di Ukraina," ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia, dilansir Aljazirah, Sabtu (16/7/2022).

Tokyo telah memukul Rusia dengan sanksi keras karena menginvasi Ukraina. Bersama dengan G7, Jepang turut membekukan aset bank sentral Rusia. Pada Mei, Kementerian Luar Negeri Rusia menjatuhkan sanksi kepada pejabat Jepang, termasuk perdana menteri.

Ketegangan antara Tokyo dan Moskow telah meningkat sejak pasukan Rusia menyatakan perang terhadap Kiev.

Pada Februari, setelah Rusia melakukan serangan ke Ukraina, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menegaskan bahwa, langkah Moskow merupakan pelanggaran yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Ukraina dan hukum internasional.

“Tindakan Rusia jelas merusak kedaulatan Ukraina dan bertentangan dengan hukum internasional.  Kami sekali lagi mengkritik langkah-langkah ini dan sangat mendesak Rusia untuk kembali ke diskusi diplomatik," ujar Kishida saat itu.

Pada 1 Juli, Rusia menerbitkan dekrit yang mengalihkan saham Jepang dalam proyek minyak dan gas Sakhalin-2 di kepada operator Rusia. Sebagian besar gas alam cair (LNG) dari proyek Sakhalin-2 sampai saat ini telah dikirim ke Jepang.

Tokyo sebelumnya berharal dapat mempertahankan sahamnya. Tokyo  mengatakan partisipasi dalam proyek Sakhalin-2 sangat penting untuk keamanan energinya. Karena Jepang sangat bergantung pada impor bahan bakar fosil. Sekitar 8 persen impor LNG Jepang berasal dari Rusia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement