REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengakui gelombang kasus Covid-19 omicron subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia meningkat sejak 10 Juni 2022. Namun kasus harian Covid-19 di Tanah Air yang kini didominasi BA.4 dan BA.5 masih lebih rendah dibandingkan puncak kasus Covid-19 subvarian BA.1."Kasus harian akibat subvarian BA.4 dan BA.5 jauh lebih rendah 6,07 persen dibandingkan puncak kasus BA.1," ujarnya, Rabu (20/7/2022).
Begitu juga angka pasien di rumah sakit (RS) harian tampak lebih rendah dibandingkan dengan angka rumah sakit harian saat subvarian BA.1, BA.2. Ia menyebutkan pasien RS harian sebanyak 38.422 saat H+41 semenjak subvarian BA.1 dan subvarian BA.2 menyerang. Namun, saat subvarian BA.4 dan BA.5 terjadi hingga H+38, baru tercatat sebanyak 2.429 pasien RS harian.
Kemudian, pasien yang meninggal dunia akibat subvarian BA.4 dan BA.5 juga lebih sedikit yaitu 10 orang hingga H+38 sedangkan akibat subvarian BA.1 dan BA.2 sebanyak 401 di H+40. Tak hanya itu, pasien ruang intensif (ICU) akibat subvarian BA.4 dan BA.5 juga sedikit yaitu 240 orang di H+38, padahal sebelumnya akibat subvarian BA.1 dan BA.2 sebanyak 2.925 per H+41. "Jadi, gelombang subvarian BA.4 dan BA.5 lebih ke arah mild dan moderate," ujarnya.
Kementerian Kesehatan juga mencatat kasus Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 pada anak lebih rendah 9 persen dibandingkan puncak kasus BA.1. Tren kematian anak akibat Covid-19 subvarian BA.4 dan BA.5 lebih rendah dibandingkan BA.1 yaitu 0 sampai 2 per hari. Sementara itu, dia melanjutkan, proporsi kematian anak terhadap total kematian anak dan dewasa sama dengan gelombang subvarian BA.1.