Jumat 22 Jul 2022 19:05 WIB

WALHI Ingatkan Peran Produsen untuk Kurangi Sampah Kemasan

Sampah yang tidak terkelola jumlahnya lebih dari 10 juta ton.

Red: Andi Nur Aminah
Warga membawa ikan di pantai yang penuh dengan sampah plastik (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
Warga membawa ikan di pantai yang penuh dengan sampah plastik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Kampanye Urban Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Abdul Ghofar mengingatkan peran penting upaya pengurangan sampah kemasan oleh produsen mengingat masih terdapat jutaan ton sampah yang belum terkelola dan bocor ke lingkungan. Dalam konferensi pers virtual Pawai Bebas Plastik 2022 diikuti dari Jakarta, Jumat (22/7/2022) Ghofar mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2021 memperlihatkan dari 28,5 juta ton timbulan sampah terdapat 10,1 juta ton yang belum terkelola.

"Sampah yang tidak terkelola jumlahnya lebih dari 10 juta ton hanya di tahun 2021, ini yang tercecer mencemari lingkungan," katanya.

Baca Juga

Secara khusus dia menyoroti hasil audit merek atau brand audit yang dilakukan Pawai Bebas Plastik pada Juni 2022 menemukan bahwa plastik sekali pakai masih menjadi salah satu penyumbang terbesar sampah yang ditemukan di pantai. Dari 16.519 buah sampah yang dikumpulkan di 11 pantai di 10 provinsi oleh organisasi nirlaba yang bergabung di gerakan Pawai Bebas Plastik, kemasan plastik sekali pakai berkontribusi sebesar 79,7 persen.

"Perusahaan-perusahaan ini harus bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan terutama kemasan yang dihasilkan," katanya.

Indonesia sendiri sudah memiliki aturan terkait tanggung jawab produsen untuk membantu pengelolaan sampah kemasan yang dihasilkannya lewat Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Dia secara khusus menyoroti masih sedikitnya perusahaan sektor ritel, manufaktur, jasa makanan dan minuman yang wajib menyampaikan peta jalan tersebut ke KLHK telah melakukan hal tersebut.

Untuk itu, dia mendorong agar mekanisme insentif dan disinsentif dapat diberlakukan untuk berbagai berbagai produsen tersebut demi mencapai target pemerintah untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen pada 2025. Sebelumnya, Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK menargetkan 100 perusahaan akan menyampaikan perencanaan peta jalan pengurangan sampah pada tahun ini. Dalam acara Dialog Nasional Pengelolaan Sampah oleh Produsen pada Mei lalu, Kasubdit Tata Laksana Produsen Ditjen PSLB3 Ujang Solihin Sidik mengatakan KLHK telah menerima perencanaan dari 33 produsen sampai Mei 2022.

Pada dialog yang sama Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati juga mengajak agar para produsen segera membuat perencanaan tersebut. Vivien juga telah meminta jajarannya untuk menyusun pedoman untuk mendorong dan membantu produsen supaya semakin banyak pihak yang menyampaikan perencanaan tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement