Ahad 24 Jul 2022 22:45 WIB

Dunia Sambut Kesepakatan Gandum yang Ditandatangani di Istanbul

Banyak negara berterima kasih kepada Turki dan PBB soal kesepakatan ekspor gandum

Red: Esthi Maharani
Berkat mediasi Turki dan PBB, Ukraina dan Rusia pada Jumat (22/7/2022) menandatangani perjanjian di Istanbul soal dimulainya kembali pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan terobosan diplomatik tersebut disambut oleh seluruh dunia.
Berkat mediasi Turki dan PBB, Ukraina dan Rusia pada Jumat (22/7/2022) menandatangani perjanjian di Istanbul soal dimulainya kembali pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan terobosan diplomatik tersebut disambut oleh seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID., LONDON --  Berkat mediasi Turki dan PBB, Ukraina dan Rusia pada Jumat (22/7/2022) menandatangani perjanjian di Istanbul soal dimulainya kembali pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam, dan terobosan diplomatik tersebut disambut oleh seluruh dunia.

Pemerintah Inggris memuji kesepakatan ekspor produk biji-bijian penting yang ditandatangani oleh Rusia, Ukraina, PBB dan Turki untuk melanjutkan ekspor barang biji-bijian melalui Laut Hitam.

"Invasi biadab (Presiden Rusia Vladimir) Putin ke Ukraina membuat beberapa orang termiskin dan paling rentan di dunia berisiko tidak memiliki apa-apa untuk dimakan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss dalam sebuah pernyataan.

"Sekarang perjanjian ini harus dilaksanakan, dan kami akan mengawasi untuk memastikan tindakan Rusia sesuai dengan perkataannya," imbuh dia.

Kesepakatan itu juga disambut oleh negara-negara lain. AS menyebut kesepakatan gandum Ukraina yang ditandatangani di Istanbul sebagai 'langkah positif,' dan berterima kasih kepada Presiden Erdogan, Sekjen PBB Antonio Guterres atas upaya mereka.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan bahwa kesepakatan gandum ini adalah "berita bagus" bagi masyarakat internasional untuk menghindari krisis pangan global.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga menyambut baik upaya Turki dan PBB yang memediasi kesepakatan itu.

“Perjanjian Istanbul hari ini adalah langkah ke arah yang benar” untuk memecahkan masalah yang disebabkan oleh “invasi ilegal Rusia ke Ukraina yang menyebabkan jutaan orang terancam kelaparan,” tulis Borrell di Twitter.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyambut baik kesepakatan itu, dengan mengatakan, "G7 bekerja sama dengan mitra seperti Turki dan lainnya untuk memastikan bahwa kami dapat mengeluarkan barang biji-bijian itu dari Ukraina dan ke tempat-tempat di seluruh dunia yang membutuhkannya tanpa membahayakan kedaulatan Ukraina.”

Berdasarkan kesepakatan, sebuah pusat koordinasi akan didirikan untuk melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan, dan memastikan keamanan rute.

Dipuji secara internasional atas peran mediatornya, Turki berkoordinasi dengan Moskow dan Kyiv untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk melanjutkan pengiriman barang biji-bijian ke pasar global yang telah lama terhenti akibat perang Rusia-Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kelima.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement