REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Kepala Departemen Konsuler Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Volynkin mengatakan, saat ini negaranya sedang mengadakan pembicaraan pelonggaran rezim visa dengan hampir 20 negara. Hal itu diharapkan bakal mengundang lebih banyak warga asing ke negara tersebut.
“Kementerian Luar Negeri Rusia sedang berupaya meringankan rezim visa dengan negara asing secara permanen. Saat ini ada sekitar 18 negara seperti itu,” kata Volynkin dalam wawancara dengan kantor berita Rusia, TASS, diterbitkan Selasa (26/7/2022).
Menurut Volynkin, negosiasi sedang berlangsung dengan beberapa negara Amerika Latin dan Karibia, serta Malaysia, China, dan Hong Kong. “Draf perjanjian bilateral tentang pembatalan bersama persyaratan visa sedang dalam tahap negosiasi dengan Malaysia. Badan Pariwisata Federal (Rusia) bekerja sama dengan mitra Cina untuk meningkatkan perjanjian bilateral tentang perjalanan wisata kelompok bebas visa. Perpanjangan perjalanan bebas visa juga sedang dikerjakan dengan pihak Hong Kong," ucapnya.
Menurut Volynkin, Rusia saat ini memiliki kondisi masuk yang sangat menguntungkan bagi warga asing. Saat ini Rusia masih terlibat konflik dengan Ukraina. Pertempuran telah berlangsung sejak 24 Februari lalu. Belum ada tanda-tanda kedua negara akan berdamai dalam waktu dekat.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, tak logis bagi negaranya untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina dalam situasi seperti sekarang. Menurut dia, hingga saat ini Kiev belum menunjukkan iktikad untuk melakukan pembicaraan. “Tidak masuk akal dalam situasi saat ini,” kata Lavrov saat ditanya jurnalis dari media pemerintah Rusia tentang pembicaraan damai dengan Ukraina, Rabu (20/7/2022).
Lavrov mengungkapkan, kontak antara Rusia dan Ukraina sebagian besar telah terhenti sejak pertengahan April lalu. Menurut dia, sedari putaran pertama pembicaraan dengan Ukraina, Kiev tidak memiliki keinginan untuk membahas apa pun secara sungguh-sungguh. “Mereka tidak akan pernah bisa mengartikulasikan apa pun yang pantas mendapat perhatian serius dari orang-orang yang serius. Kami sudah mengetahuinya,” ujar Lavrov.