Jumat 29 Jul 2022 09:30 WIB

Ketika Nabi Muhammad SAW Bersiap Pindah ke Madinah

Salah satu cara Nabi SAW menyampaikan Islam adalah bertemu dengan peziarah Makkah.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Padang Pasir. Ketika Nabi Muhammad SAW Bersiap Pindah ke Madinah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Padang Pasir. Ketika Nabi Muhammad SAW Bersiap Pindah ke Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu solusi jangka pendek Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan Islam ke Arab adalah bertemu dengan para peziarah yang datang ke Makkah dari berbagai bagian Jazirah Arab. Jadi, pada tahun ke-10 wahyu, Nabi Muhammad bertemu peziarah dari beberapa suku.

Dia mengatur agar pertemuan-pertemuan ini diadakan pada malam hari, jauh dari pengawasan orang-orang Quraisy. Suatu malam di Mina, di luar Makkah, dia bertemu enam pria dari Yatsrib.

Baca Juga

Orang-orang ini berasal dari Khazraj, salah satu dari dua suku besar Yathrib (sebuah kota yang kemudian dikenal sebagai Madinah). Beberapa suku Yahudi telah menetap di sana, dan buku-buku agama mereka menyebutkan bahwa ini adalah zaman nabi terakhir Tuhan. Orang-orang Yahudi memberi tahu orang-orang Madinah bahwa mereka akan mengikuti nabi terakhir Tuhan begitu dia muncul.

Maka, dengan latar belakang informasi tersebut, keenam pria tersebut penasaran ingin mengetahui lebih jauh. Mereka duduk dengan Nabi Muhammad dan dia menjelaskan kepada mereka ajaran utama Islam. Apa yang dia katakan kepada mereka tentang tauhid terdengar akrab, karena mereka telah mendengarnya dari orang-orang Yahudi di Madinah. Mereka berkonsultasi satu sama lain.

Keenam pria itu akibatnya menemukan diri mereka dalam keadaan percaya. Mereka masuk Islam dan kembali ke Madinah, di mana mereka mulai menyampaikan pesan. Tahun berikutnya, dua kali lipat jumlah itu kembali untuk menemui Nabi SAW.

Dua belas orang dari Yathrib ini telah masuk Islam. Sepuluh dari suku Khazraj dan dua dari suku saingan Aws. Ini adalah konversi terbesar sejauh ini di luar Makkah.

Kedua suku itu sebenarnya telah berperang selama lima tahun. Banyak pemimpin mereka tewas dalam perang itu. Generasi muda pemimpin dari kedua suku muncul setelah perang. Untuk pertama kalinya, perwakilan mereka bersatu di bawah panji Islam untuk bertemu Nabi SAW di Makkah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement