REPUBLIKA.CO.ID, BLACKBURN -- Seorang wanita Muslim bernama Aisha berusia 72 tahun bersemangat mengikuti kursus bela diri di Blackburn, Inggris. Ia meninggalkan zona nyamannya dan memilih mengikuti pelatihan bela diri yang diselenggarakan oleh akademi pertahanan Z selama enam pekan.
“Saya mengikuti kursus bela diri karena saya pikir lebih baik mengetahui beberapa trik dan gerakan untuk melindungi dan membela diri. Ini benar-benar berbeda bagi saya. Sangat menyenangkan bertemu orang-orang dan pelatih sangat baik, luar biasa, dia tahu apa yang dia lakukan," kata Aisha seperti dilansir Iqna.ir pada Selasa (2/8).
Aisha percaya bahwa orang tua lanjut usia harus mendorong batas dan belajar teknik bela diri.
“Saya pikir orang (yang lebih tua) harus memiliki ide dasar tentang itu dan apa yang harus dilakukan untuk membela diri daripada berada dalam situasi itu dan tidak melakukan apa-apa,” katanya.
Kelas bela diri untuk wanita Muslim di barat, terutama bagi mereka yang mengenakan jilbab, semakin dibutuhkan dari sebelumnya. Ini dikarenakan kekhawatiran tentang Islamofobia. Banyak wanita membuat misi untuk memberdayakan wanita Muslim agar membela diri dari terorisme dan pelecehan anti-Muslim di jalan dan di tempat kerja.
Kelas-kelas ini membantu memenuhi kebutuhan penting bagi wanita Muslim yang mungkin merasa sangat rentan dalam iklim politik dan sosial saat ini.
Misalnya saja sebuah masjid lokal di Edmonton mengumumkan serangkaian kelas bela diri pada Agustus 2021 untuk memberdayakan wanita Muslim dan memberi mereka rasa aman.
Pada 2018, Rana Abdelhamid, seorang wanita bisnis Muslim muda, menciptakan teknik pertahanan diri baru terhadap serangan yang melibatkan perampasan jilbab.
Instruktur bela diri yang berbasis di Chicago Zaineb Abdulla juga, pada 2016, menerbitkan video yang mengajarkan wanita Muslim bagaimana menanggapi serangan kebencian dan cobaan untuk mengambil jilbab mereka.