REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah ahli ekonomi ke Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (3/8/2022). Sejumlah ekonom yang diundang tersebut di antaranya Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro, serta ekonom Indef Aviliani dan Esther Sri Astuti.
Dalam pertemuan ini, Jokowi meminta masukan dari para ekonom tersebut terkait berbagai tantangan global saat ini akibat pandemi Covid-19 serta konflik Ukraina-Rusia.
“Jadi tadi kami di-briefing Pak Presiden Jokowi, situasi Indonesia pada saat dunia mengalami deglobalisasi, ternyata situasinya itu baiknya itu keliatan dari penerimaan pajak yang naik, kemudian juga ekspor naik, kemudian juga ada berapa indikator lain yang naik,” ujar Ari usai pertemuan.
Ari pun menilai, kondisi dunia yang sedang mengalami deglobalisasi ini tak selalu berdampak negatif. Karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Menurut Ari, kondisi perekonomian nasional saat ini merupakan hasil upaya yang dilakukan pemerintah sebelum terjadinya pandemi dan juga konflik Ukraina-Rusia.
“Salah satu yang ditonjolkan itu adalah infrastruktur, transformasi ekonomi, perlindungan sosial, dan juga hilirisasi,” jelasnya.
Kondisi deglobalisasi saat inipun berdampak pada sejumlah negara seperti Eropa yang tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya yakni minyak dan gas akibat konflik di Rusia. Karena itu, Ari menilai situasi saat ini merupakan momentum yang harus dimanfaatkan Indonesia karena kekayaan mineral yang dimiliki.
“Jadi ini sebetulnya kesempatan Indonesia punya nikel, punya bauksit dan tembaga, itu semuanya adalah komponen mobil listrik. Apalagi sekarang adalah transisi energi dunia sehingga ini momen yang bagus ketika rantai pasokan dunia sebetulnya sedang berhibernasi. Itulah sebabnya maka kita lihat tadi ada beberapa indikator bagus,” jelas Ari.
Setelah memanfaatkan momentum tersebut, tantangan selanjutnya yakni upaya untuk memelihara peluang tersebut. Para ekonom pun menyarankan agar pemerintah meningkatkan kemampuan pemerintah daerah mengingat terdapat banyak industri di daerah.
“Terutama karena lokasi-lokasi dari industri yang berubah akibat deglobalisasi tadi kan ada di daerah," ujar dia.
Ia menilai, relokasi industri ke berbagai daerah juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitas berbagai fasilitas yang dibutuhkan, seperti fasilitas pendidikan di daerah.“Itu kalau kelas menengah kalau ke sana, itu harus mencari pekerjanya kan, kelas menengah kan itu kan tanya ada sekolah bagus ga untuk anaknya. Wah kalau gitu sekolahnya harus bagus, kalau sekolah bagus gurunya harus bagus,” kata Ari.
Selain terkait kondisi global, para ekonom juga memberikan masukan terkait UMKM kepada Presiden. Ari mengatakan, pemerintah seharusnya memberikan perhatian kepada para pelaku UMKM.
“Karena kan kalau industri besar dari luar negeri katakanlah datang ke sini, itu kan industri pendukungnya kan menengah kecil dan mikro kan. Undang saja mereka kalau ada dari negara lain dan dimitrakan dengan UMKM Indonesia sehingga terjadi transfer teknologi,” kata dia.