REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan negaranya sangat prihatin dengan ketegangan yang terjadi akibat kunjungan Ketua House of Representative Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Joly mendesak China untuk menurunkan ketegangan.
"Kami pikir legislator memang melakukan kunjungan ke seluruh dunia dan jelas kunjungan tidak bisa digunakan sebagai pembenaran atau alasan untuk meningkatkan ketegangan," kata Joly dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di Montreal, Kamis (4/8/2022).
"Jadi, dengan itu kami mendesak China untuk menurunkan ketegangan karena kami pikir mungkin terdapat resiko tidak hanya memanasnya ketegangan tapi juga merusak stabilitas kawasan," kata Joly.
Ketegangan di kawasan semakin memanas menyusul adanya kunjungan Pelosi ke Taiwan. China meresponsnya dengan menggelar latihan militer di sekitar Selat Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam.
Pelosi dalam kunjungannya menyatakan, AS akan selalu berada di belakang Taiwan. Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam waktu setempat. Ia mengatakan, kunjungan ini menunjukkan kuatnya komitmen AS untuk mendukung Taiwan. Pelosi dan rombongannya tiba dengan pesawat transportasi Angkatan Udara AS di Bandang Songshan di pusat kota Taiwan, seusai berkunjung ke Malaysia.
Kunjungan Pelosi memicu kemarahan China di tengah sedang meningkatnya ketegangan geopolitik dunia akibat invasi Rusia ke Ukraina. China menganggap Taiwan bagian dari wilayahnya dan tidak pernah mengabaikan kemungkinan menggunakan kekuatan untuk memaksakan kedaulatannya.
AS memperingatkan China agar tidak menggunakan kunjungan Pelosi sebagai alasan menggelar aksi militer. "Kunjungan delegasi Kongres kami ke Taiwan untuk menghormati komitmen tak tergoyahkan Amerika untuk mendukung demokrasi Taiwan," kata Pelosi dalam pernyataannya saat baru mendarat di Taiwan.
Pada Rabu (3/8/2022) pagi waktu setempat, Pelosi bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. Dalam kesempatan itu, Pelosi menyatakan, AS akan terus memberikan dukungan kepada Taiwan. Di tengah bayang-bayang ancaman China, Pelosi menyebut bahwa Taiwan sebagai salah satu masyarakat paling bebas di dunia.
“Delegasi kami datang ke Taiwan untuk memperjelas bahwa kami tidak akan meninggalkan Taiwan. Sekarang, lebih dari sebelumnya, solidaritas Amerika dengan Taiwan sangat penting. Itulah pesan yang kami bawa ke sini hari ini,” ujar Pelosi saat bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Sebagai tokoh yang dicap “separatis” oleh Beijing karena mendorong kemerdekaan Taiwan, Pelosi memuji kepemimpinan Tsai. “Kami berterima kasih atas kepemimpinan Anda. Kami ingin dunia mengakui itu,” kata Pelosi.