Jumat 05 Aug 2022 11:10 WIB

Ribuan Honorer Nakes Demo di Gedung Sate, Tuntut Diangkat ASN

Banyak tenaga honorer yang berstatus pegawai tidak tetap bahkan harian lepas

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Ribuan honorer tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Kantor Gedung Sate, Bandung, Jumat (5/8/2022). Mereka menuntut untuk diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Ribuan honorer tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Kantor Gedung Sate, Bandung, Jumat (5/8/2022). Mereka menuntut untuk diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan honorer tenaga kesehatan (nakes) dan non nakes pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) di Jawa Barat melakukan aksi demonstrasi di Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Kantor Gedung Sate, Bandung, Jumat (5/8/2022). Mereka menuntut untuk diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).

"Ya harapan kami terkait dengan masalah PP nomor 49 tahun 2018 tentunya kami non-ASN nakes dan non-nakes yang bekerja di fasyankes pemerintah baik di puskesmas maupun rumah sakit untuk diakomodir semuanya dan diangkat sebagai ASN," ujar Ketua Forum Komunikasi Honorer Fasyankes Jabar Suhendri, Jumat (5/8/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan pada 2023, honorer akan dihapuskan oleh karena itu pihaknya meminta agar seluruh nakes dan nonnakes diangkat menjadi ASN. Mereka yang terlibat dalam aksi berasal dari wilayah di Jawa Barat.

"Itu banyak ya, perwakilan kabupaten kota se-Jabar seperti ada Sukabumi, Karawang, Bekasi, Tasik, Cianjur, dan yang lainnya," katanya.

Ia mengatakan pihaknya terus melakukan konsolidasi termasuk beraudiensi dengan pemangku kepentingan. Namun, sejauh ini belum menghasilkan apapun untuk kepentingan mereka.

"Ini seluruh Jabar itu jumlahnya keseluruhan dari estimasi kami itu sekitar puluhan ribu tenaga honorer dan yang datang ke sini itu ada sekitar 10 ribu," katanya.

Mereka akan beraudiensi dengan perwakilan provinsi Jawa Barat dan berharap terdapat solusi. Sebab, banyak tenaga honorer yang berstatus pegawai tidak tetap non-ASN bahkan pekerja harian lepas.

"Jadi sampai saat ini kami intinya masih mendapatkan upah atau honor di bawah layak. Insya allah kami akan terus berjuang," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement