REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konsumsi buah sangat penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Namun nyatanya, konsumsi buah masyarakat masih jauh dari cukup.
Rata-rata konsumsi buah di Indonesia tahun 2020 baru mencapai 88,56 gram per kapita per hari. Angka itu bahkan turun sebesar 1,4 persen dibanding 2019.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali mengatakan pemerintah giat menyebarluaskan pedoman ‘Isi Piringku’ untuk mengedukasi tentang porsi buah yang ideal. Idealnya porsi buah adalah 1/6 dari isi piring makan atau dua sampai tiga porsi buah setiap harinya.
“Salah satu penyebab meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, strok, jantung, dan sebagainya karena kurang serat. Itu yang perlu disampaikan,” kata Imran di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan pemerintah sudah punya program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) berdasar Impres 1 2017 yang memiliki lima unsur. Pertama yaitu skrining kesehatan minimal untuk tensi dan gula darah, diabetes. Lalu unsur berikutnya melakukan olahraga, bisa dengan bersepeda, jogging, dan lainnya.
Kemudian, perhatikan gizi sehat dan seimbang dengan mengurangi gula, garam, dan lemak (GGL). Terapkan prinsip Isi Piringku yang di dalamnya terdapat buah dan sayur. “Itu untuk menenuhi vitamin dan mineral tinggi serat mencegah faktor kanker usus besar, kolesterol, hipertensi, dan sebagainya,” tambah Imran.
Bagi masyarakat Indonesia terutama balita dan anak usia sekolah dianjurkan untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram per orang per hari. Sedangkan bagi remaja dan orang dewasa sebanyak 400-600 gram per orang per hari. Untuk orang dewasa, dapat dikatakan minimal tiga porsi buah dalam sehari.
Sejumlah kendala rata-rata orang kurang mengonsumsi buah terkait pengetahuan, akses, dan finansial. Selama ini stigma ‘makan yang penting kenyang’ juga masih melekat di beberapa kalangan masyarakat.