Sabtu 06 Aug 2022 14:19 WIB

4 Langkah Lahirkan Enterpreneur Menuju Indonesia Pasar Digital Terbesar Asia Tenggara

Indonesia akan menghadapi bonus demografi usia produktif di era ekonomi digital

Red: Nashih Nashrullah
Anggota Komisi I DPR RI, Taufiq R Abdullah, menilai Indonesia akan menghadapi bonus demografi usia produktif di era ekonomi digital
Foto: Dok Pri
Anggota Komisi I DPR RI, Taufiq R Abdullah, menilai Indonesia akan menghadapi bonus demografi usia produktif di era ekonomi digital

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Indonesia adalah pasar digital terbesar di Asia Tenggara, menuju indonesia emas 2045, memanfaatkan generasi produktif saat bonus demografi, bonus demografi merupakan kondisi dimana struktur pendudukan didominasi usia produktif.

Anggota Komisi I DPR RI, Taufiq R Abdullah, menjelaskan Indonesia diperkirakan mengalami fase bonus demografi sepanjang 2020-2040. Pada 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun, potensi ekonomi digital diprediksi akan terus meningkat. 

Baca Juga

“Kita harus bertransformasi dan beradaptasi dengan dunia digital karena perubahan lanskap persaingan usaha dan perilaku konsumen, pergeseran atau perubahan industri dan bisnis secara luas ke bentuk digital, ruang digital menghapus geografis sebagai target pasar produk,” kata Taufiq dalam Webinar Kemenkominfo, akhir pekan lalu, sebagaimana keterangannya, Sabtu (6/8/2022).

Dia menuturkan  perlu dilakukan literasi digital kepada masyarakat terkait kenapa harus bertransformasi dan beradaptasi dengan dunia digital. 

Dia menyebutkan saat ini terjadi perubahan lanskap persaingan usaha dan perilaku konsumen. Pergeseran atau perubahan industri dan bisnis secara luas ke bentuk digital. Dan Ruang digital menghapus batas-batas  geografis  sebagai target pasar produk dan menjangkau banyak konsumen. 

Lebih lanjut Taufiq menuturkan beberapa softskill yang diperlukan menjadi enterpreneur digital.  Dia menyarankan masyarakat harus memiliki kreativitas, berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan sehingga mampu melihat peluang yang tersembunyi.

Kedua, memiliki fleksibilitas mampu bergerak cepat dalam merespon perubahan dan kebutuhan pasar.

Kolaboratif mampu bekerjasama dengan stackholder dalam pengembangan usahanya. Ketiga, harus memiliki kepercayaan diri. Berani mengekspresikan ide dan siap dengan risiko.  

Dan yang keempat, Taufiq juga menyampaikan diperlukannya kegiatan literasi digital seperti  seminar, pelatihan atau diskusi  dengan melibatkan masyarakat secara langsung. 

Menurut dia, melalui kegiatan seminar ataupun pelatihan tentu akan membantu masyarakat yang masih gagap teknologi dan akan merangsang  masyarakat  dalam pemanfaatan digital di sektor ekonomi. 

“Dengan adanya pelatihan maka masyarakat memiliki keterampilan digital, dan memiliki strategi terbaik untuk secara cepat memperkuat kapasitas dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari manfaat digital, tutur dia.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement