REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China menyoroti pertempuran yang kembali pecah di Jalur Gaza. Beijing menilai, berulangnya konflik antara Israel dan Palestina disebabkan tak adanya implementasi solusi dua negara.
“Konflik baru-baru ini antara Israel dan Palestina telah menyebabkan banyak korban sipil, termasuk anak-anak. Sungguh sangat menyayat hati,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Wang Wenbin dalam pengarahan pers, Senin (8/8/2022), dikutip laman resmi Kemenlu China.
Dia menegaskan, China mengutuk semua kekerasan yang menargetkan warga sipil. Beijing menyambut telah tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Jihad Islam yang dimediasi Mesir. “Mengingat situasi saat ini masih rapuh, kami mendesak semua pihak, terutama pihak Israel, untuk menahan diri, mengikuti resolusi PBB yang relevan, menghindari eskalasi ketegangan lagi dan menjaga stabilitas situasi Palestina-Israel,” ucap Wang.
Pada kesempatan itu, Wang turut memberi penilaian mengapa konflik antara Israel dan Palestina terus berulang. “Alasan yang mendasari konflik berulang antara Israel dan Palestina adalah tidak adanya implementasi solusi dua negara serta penolakan lama terhadap seruan sah rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka,” ujarnya.
Oleh sebab itu, China, kata Wang, menyerukan konferensi perdamaian internasional yang lebih berpengaruh dan berskala lebih besar guna mengupayakan solusi adil untuk isu Palestina berdasarkan solusi dua negara. “China akan terus dengan tegas mendukung Palestina dalam tujuan mereka yang adil guna memulihkan hak-hak mereka yang sah dan akan terus melakukan upaya tanpa henti untuk itu,” ucapnya.
Pertempuran antara Israel dan Jihad Islam yang berbasis di Jalur Gaza pecah pada Jumat (5/8/2022) pekan lalu. Tel Aviv membombardir situs dan fasilitas Jihad Islam dengan serangan udara. Sebagai balasan, Jihad Islam meluncurkan serangkaian serangan roket ke beberapa wilayah Israel.
Israel mengatakan, berhasil menghancurkan puluhan situs dan fasilitas milik Jihad Islam, termasuk pabrik pembuatan senjata dan depot penyimpanannya. Dua komandan Jihad Islam pun turut tewas dalam serangan Israel.
Namun, agresi Israel pun menelan korban sipil. Sedikitnya 44 warga Palestina di Jalur Gaza tewas. Sebanyak 15 di antaranya adalah anak-anak. Israel dan Jihad Islam menyepakati gencatan senjata pada Ahad (7/8/2022) lalu dengan bantuan mediasi Mesir.