REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Laporan terbaru menyebut anak-anak menyumbang sepertiga dari jumlah warga Palestina yang gugur dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza. Serangan Israel sejak 6 hingga 8 Agustus itu menyebabkan 47 warga Palestina, termasuk 16 anak-anak wafat.
“Selama hidup mereka yang singkat, mereka mengalami teror dan kekalahan perang demi perang, tanpa peluang masa kanak-kanak yang damai,” kata Natasha Ghoneim dari Aljazirah, berbicara dari kamp pengungsi Jabaliya di Utara wilayah Palestina yang terkepung.
Dalam beberapa jam menjelang pengumuman gencatan senjata antara Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina pada Ahad lalu, setidaknya delapan anak Palestina tewas dalam dua serangan terpisah yang hanya berselang beberapa menit.
Tiga korban di antaranya adalah anak-anak kembar 13 tahun bernama Dalia dan Mohammed dan saudara laki-laki mereka Ahmed yang berusia sembilan tahun tewas bersama ayah mereka, Yaser Nabahin, oleh serangan udara Israel di rumah mereka di kamp pengungsi al-Bureij.
Sedangkan, lima lainnya berumur empat hingga 17 tahun, sebagian besar dari keluarga Najam. Mereka pergi mengunjungi makam kakek mereka di sebuah pemakaman di kamp Jabaliya, sebelum serangan pesawat tak berawak Israel menghancurkan tubuh mereka.
Ramadan Shaban juga berada di pemakaman dan mengatakan lima anak laki-laki telah melewatinya. “Tidak ada yang terjadi di kuburan. Itu aman. Hanya beberapa detik setelah mereka lewat, saya mendengar suara drone bersenjata menghantam anak-anak. Saya melihat ke atas dan menemukan anak-anak sudah mati," ujarnya.