Kamis 11 Aug 2022 21:27 WIB

Capaian BIAN Kota Bandung Masih Kurang 77,86 Persen dari Target

Dinkes Kota Bandung memang tengah menggenjot program yang hambat akibat pandemi

Rep: dea alvi soraya/ Red: Hiru Muhammad
Pemkot Bandung  mendorong capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Posyandu Melati 2 Kebongedang, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (11/8/2022).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Pemkot Bandung mendorong capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Posyandu Melati 2 Kebongedang, Kiaracondong, Kota Bandung, Kamis (11/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap dua tengah digencarkan di berbagai wilayah di Jawa dan Bali, melanjutkan BIAN tahap pertama yang dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sejak dimulai pada Rabu (3/8/2022), capaian BIAN di Kota Bandung sendiri telah mencapai 22,12 persen, atau masih kurang 77,86 dari target yang dijadwalkan akan tercapai di akhir Agustus 2022. 

Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, saat ini Dinkes Kota Bandung memang tengah menggenjot program-program yang terhambat pelaksanaannya akibat pandemi Covid-19, salah satunya BIAN. Meski capaian saat ini masih jauh dari target, namun dia meyakinkan bahwa percepatan BIAN akan dilakukan intens di pekan kedua dan ketiga Agustus. 

Baca Juga

“Posisi per tanggal kemarin, Rabu (10/8/2022), 22,12 persen untuk BIAN, memang masih belum mencapai target yang diharapkan tapi rencananya pekan kedua dan ketiga ini kami akan menggencarkan lebih intens lagi pelaksanaan BIAN dan vaksinasi Covid-19 dosis booster,” kata Anhar saat ditemui seusai meninjau pelaksanaan BIAN di Posyandu Melati 2, Kelurahan Kebongedang, Kota Bandung, Kamis (11/8/2022). 

Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap percepatan program imunisasi atau BIAN ini dapat lebih diintensifkan demi mengejar ketertinggalan program imunisasi. Dia juga menghimbau seluruh ibu, kader PKK dan pejabat kewilayahan untuk mendukung pelengkapan imunisasi anak, demi mengurangi resiko penyakit pada anak. 

“Mudah-mudahan percepatan program imunisasi yang sempet tertunda pada saat pandemi ini, bisa digencarkan kembali sehingga apa yang terlewat bisa dilengkapi di saat saat sekarang. Mudah-mudahan dengan diberikannya imunisasi lengkap semoga tingkat kesehatan anak-anak Kota Bandung semakin baik. Itu harapannya,” kata Yana. 

Dia juga menegaskan bahwa imunisasi maupun vaksinasi Covid-19, yang kini juga tengah digencarkan Pemerintah Kota Bandung demi mencapai target vaksinasi Covid-19 dosis booster minimal 50 persen di akhir Agustus 2022, adalah bentuk ikhtiar demi mengatasi berbagai potensi dan resiko penularan penyakit, baik menular maupun tidak menular. 

“Pasti lah di saat seperti sekarang, virus terus bermutasi, jadi kita harus antisipasi dan tanggulangi dengan melakukan vaksinasi maupun imunisasi untuk anak-anak,” ujarnya. 

Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Kota Bandung menargetkan jumlah sasaran mencapai 110.881 anak. Melalui BIAN, diharapkan bisa mencegah anak dari 8 penyakit yang mengancam masa depan mereka. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menyampaikan, beberapa imunisasi yang akan diterima anak di antaranya, imunisasi campak rubella, oral polio vaksin, injeksi polio vaksin, dan imunisasi pentavalen terdiri dari DPT-hemofilus influenza B, dan hepatitis B.

"Jika di bulan Agustus ini ada anak berusia 9-59 bulan dalam kondisi sehat dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, maka dia harus mendapatkan imunisasi campak rubella," ujar Ira beberapa waktu lalu. 

Selain itu, akan dilakukan pula pengecekan pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk memastikan imunisasi dasar anak. "Jika sudah lengkap, berarti di bulan Agustus ini dia cuma dapat imunisasi campak rubella. Tapi kalau ada imunisasi lengkap yang terlewat, dia harus diberikan vaksinasi kejar," ucapnya. 

Pada BIAN tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga memperkenalkan multiple injeksi bagi anak. Jika ada anak yang berusia 12-59 bulan di Agustus ini belum mendapatkan imunisasi dasar, maka saat datang ke fasilitas kesehatan akan diberikan lebih dari satu suntikan secara sekaligus di lokasi yang berbeda. 

"Misalnya satu di tangan, satu di kaki, seperti itu. Beberapa jenis imunisasinya ada oral polio vaksin, injeksi polio vaksin, imunisasi pentavalen (DPT-hemofilus influenza B, dan hepatitis B)," sebutnya. 

Ira mengatakan, RW 8 Cicendo menjadi lokasi pertama kali uji coba skema multiple injeksi. Ternyata ditemukan beberapa anak yang belum mendapatkan imunisasi karena faktor pandemi yang terjadi dua tahun belakangan. 

"Jadi, anak-anak ini kemarin dapat oral polio vaksin, campak rubella, IPV. Alhamdulillah anaknya tetap sehat. Multiple injeksi ini memang sudah direkomendasi oleh WHO dari dulu. Tapi, di Indonesia memang belum berjalan dengan masif dan serentak," ungkapnya. 

Ira menambahkan, sampai saat ini program BIAN masih dilakukan di posyandu dan rumah sakit Kota Bandung. Imunisasi ini tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis dan dijamin oleh pemerintah. 

"Bukan karena gratis berarti vaksinnya jelek ya. Tapi, menurut pertimbangan pemerintah, lebih efisien dan ekonomis saat kita mencegah daripada mengobati," tuturnya."Sebab biaya pengobatan anak yang sudah tertular penyakit-penyakit yang bisa kita cegah dengan imunisasi itu jauh lebih besar daripada biaya pembelian vaksin," imbuhnya. 

Sehingga, ia mengimbau bagi seluruh masyarakat Kota Bandung yang memiliki anak berusia 9-59 bulan untuk ikut serta berpartisipasi dalam program BIAN bulan ini. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement