Sabtu 20 Aug 2022 01:07 WIB

Hidung Pasien Cacar Monyet Ini Membusuk, Sempat Dikira Karena Sengatan Matahari

Pasien pria ini juga telah lama mengidap sifilis dan HIV, namun dia tak menyadarinya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Hidung pasien cacar monyet membusuk. (Ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Hidung pasien cacar monyet membusuk. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien pria di Jerman mengunjungi dokter dengan keluhan sebuah bintik merah di hidungnya. Bintik yang semula berukuran kecil tersebut lambat laun berkembang menjadi lebih berat dan menyebabkan kematian jaringan atau nekrosis di hidung.

Pria tersebut awalnya mengira bintik merah pada hidungnya disebabkan oleh sunburn. Akan tetapi, dalam hitungan hari, area hidungnya tampak "membusuk", serta mengalami perubahan warna dan bentuk.

Baca Juga

Pria tersebut juga diketahui terinfeksi virus monkeypox atau cacar monyet. Akibatnya, pria ini juga memiliki sejumlah benjolan cacar monyet pada wajahnya. Selain itu, pasien pria tersebut juga telah lama mengidap sifilis dan HIV, namun dia tak menyadarinya.

Sekilas, benjolan atau lentingan cacar monyet terlihat mirip dengan lentingan cacar air di awal. Namun lambat laun, lentingan ini menjadi lebih kokoh, berisi nanah, lalu menjadi keropeng.

Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa sudah ada lebih dari 35 ribu kasus cacar monyet yang dilaporkan. Seluruh kasus ini berasal dari 92 negara di dunia.

Sebagian besar kasus cacar monyet yang terjadi di luar Afrika atau negara endemik, mengenai pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria. Pada wabah kali ini, cacar monyet juga kebanyakan ditularkan melalui aktivitas seksual.

Pada pekan lalu, cacar monyet juga ditemukan pada seekor anjing peliharaan. Ini mungkin kasus pertama transmisi cacar monyet dari manusia ke anjing. Anjing berjenis Italian greyhound tersebut terjangkit cacar monyet sekitar 12 hari setelah pemiliknya menunjukkan gejala cacar monyet.

Dua orang pria yang merupakan pemilik anjing tersebut menyambangi Rumah Sakit Pitie-Salpetriere di Paris, Prancis, setelah mengalami gejala lesi di area anus. Gejala tersebut muncul sekitar enam hari setelah mereka melakukan hubungan seksual. Selain di area anus, lesi cacar monyet juga muncul di wajah, telinga, dan kaki.

Pada kedua kasus ini, para pria juga mengeluhkan gejala lelah dan sakit kepala. Mereka pun melaporkan gejala demam yang berlangsung selama empat hari setelah kemunculan ruam.

Selama sakit, kedua pria ini tidur bersama anjing mereka. Keduanya mengaku mereka sangat hati-hati agar mereka tidak berkontak dengan hewan peliharaan mereka atau pun orang lain.

Terlepas dari upaya tersebut, anjing mereka terbukti positif cacar monyet. Anjing mereka menunjukkan gejala berupa lesi mukokutan, termasuk putsula perut dan ulserasi anal yang tipis.

Per 23 Juli 2022, WHO telah mendeklarasikan cacar monyet sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan bahwa transmisi antarmanusia bisa terjadi melalui kontak erat dengan lesi.

"(Juga kontak erat) dengan cairan tubuh, dan droplet pernapasan dari orang atau hewan yang terinfeksi," kata Ghebreyesus seperti dilansir Mirror, Jumat (19/8/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement