Senin 22 Aug 2022 02:25 WIB

Ledakan Mobil Tewaskan Putri Sekutu Putin

Darya Dugina merupakan putri Alexander Dugin yang dianggap sebagai otak Putin

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Putri sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin,  Darya Dugina  dilaporkan meninggal dunia akibat sebuah ledakan bom mobil di luar Moskow.
Foto: AP/Anupam Nath/Pool Sputnik Kremlin
Putri sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Darya Dugina dilaporkan meninggal dunia akibat sebuah ledakan bom mobil di luar Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Putri sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan meninggal dunia akibat sebuah ledakan bom mobil di luar Moskow. Menurut laporan polisi, Darya Dugina meninggal dunia di dalam mobilnya pada Sabtu (20/8/2022).

Dugina merupakan putri seorang ideolog terkemuka Alexander Dugin atau yang dikenal dengan "otak Putin". Namun belum diketahui, apakah tewasnya Dugina ada kaitannya dengan ayahnya sebagai seorang ideolog Rusia ultra-nasionalis yang mendukung Putin.

"Darya Dugina, putri dari ideolog terkemuka Alexander Dugin, tewas setelah sebuah alat peledak yang diduga diledakkan di Toyota Land Cruiser yang dia tumpangi," kata penyelidik dari wilayah Moskow dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Ahad (21/8/2022).

Menurut media Rusia TASS mengutip Andrei Krasnov, seseorang yang mengenal Dugina, yang mengatakan kendaraan itu milik ayahnya dan bahwa mungkin saja ayahnya merupakan sasaran yang dituju.

Ayah dan anak perempuannya menghadiri sebuah festival di luar Moskow dan Dugin memutuskan untuk berganti mobil pada menit terakhir, lapor surat kabar pemerintah Rusia Rossiiskaya Gazeta.

Tayangan TV yang menyertai pernyataan itu menunjukkan penyelidik mengumpulkan puing-puing dan pecahan dari tempat ledakan terjadi.

Penyidik, yang menyebut Darya Dugina sebagai jurnalis dan pakar politik yang mendukung invasi Rusia. Penyidik mengatakan akan menindaklanjuti kasus pembunuhan itu dan akan melakukan pemeriksaan forensik untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

Penyidik akan mempertimbangkan "semua versi" untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas peristiwa itu.

Alexander Dugin, ayah Darya, telah lama menganjurkan penyatuan wilayah berbahasa Rusia dan wilayah lainnya di kerajaan Rusia baru yang luas.

Dia ingin kekaisaran itu memasukkan Ukraina di mana pasukan Rusia saat ini melakukan apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina.

Pengaruh Dugin, yang ada dalam daftar sanksi AS, atas Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi subyek spekulasi, dengan beberapa pengamat Rusia menyatakan bahwa pengaruhnya signifikan dan yang lain menyebutnya minimal.

Dalam sebuah pernyataan pada bulan Maret, Departemen Keuangan AS mengatakan Dugina, pemimpin redaksi situs web United World International, yang telah menyarankan Ukraina akan "binasa" jika diterima dalam aliansi militer NATO, telah dimasukkan dalam daftar sanksi AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement