REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan ia selamat dari "lima atau enam" kali percobaan pembunuhan sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu. Ia mengklaim Presiden Rusia Vladimir Putin berencana mengubah rezim di Ukraina.
Zelenskyy juga menuduh Moskow "menyalakan api" di seluruh dunia dan membawa dunia ke Perang Dunia III dengan perang barbar dan tanpa hukumnya di Eropa. Ia juga menuduh Putin mendukung serangan Hamas ke Israel.
Tampaknya ia merujuk menguatnya hubungan Rusia dengan Iran yang mendukung Hamas dan memasok drone kamikaze ke Moskow. Zelenskyy mengklaim sejak invasi 24 Februari lalu badan intelijen Ukraina berulang kali menggagalkan percobaan pembunuhan terhadapnya.
Ia juga mengungkapkan Kremlin berencana menurunkannya sebelum akhir tahun dalam misi yang disebut "Maidan 3." Merujuk revolusi Euromaidan pada 2014 yang memicu aneksasi Rusia terhadap Krimea dan pecahnya perang.
"(Percobaan pembunuhan) yang pertama sangat menarik, saat pertama kali, dan setelah itu seperti Covid, pertama-tama semua orang tidak tahu bagaimana menanggapinya dan semuanya terlihat menakutkan," kata Zelenskyy pada media Inggris, The Sun, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (21/11/2023).
"Dan kemudian setelah itu, intelijen hanya membagikan detail terdapat satu kelompok lagi ke Ukraina untuk (mencobanya)," tambahnya.
Ia menambahkan saat ini Ukraina merupakan resiko terbesar Perang Dunia III. Menurutnya Rusia akan terus mendorong hal itu terjadi sampai Amerika Serikat (AS) dan Cina memberitahu mereka untuk benar-benar pergi dari Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan saat Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berjanji melanjutkan dukungan Washington pada Ukraina dalam kunjungan tak diumumkannya ke Ukraina pada Senin (20/11/2023). Pengumuman Austin untuk meredakan kekhawatiran bantuan dari sekutu terbesar Ukraina akan goyah.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina tahun lalu AS sudah memberikan bantuan keamanan ke Ukraina senilai 40 miliar dolar AS dan berjanji terus membantu Kiev selama waktu yang dibutuhkan. Tapi penolakan dari Partai Republik dapat memicu keraguan pada bantuan AS di masa depan.
Dalam konferensi pers di Kiev, Austin mengumumkan penarikan dana sebesar 100 juta dolar AS untuk memberikan amunisi artileri tambahan, interseptor untuk pertahanan udara dan sejumlah senjata anti-tank ke Ukraina. di Washington, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bantuan itu termasuk tiga juta amunisi senjata ringan dan peralatan untuk peluncur roket berpresisi HIMARS.
Zelenskyy berterimakasih atas bantuan tambahan dari AS di pidato malamnya. Ia mencatat saat ini negaranya membutuhkan banyak peluru artileri. Saat keduanya bertemu beberapa jam sebelumnya, Austin memastikan dukungan AS tidak akan tergoyahkan.
"Pesan yang saya sampaikan kepada Anda hari ini, Tuan Presiden, adalah Amerika Serikat bersama Anda. Kami akan tetap bersama Anda untuk jangka panjang," kata Austin kepada Zelensky.
"Apa yang terjadi di Ukraina tidak hanya penting bagi Ukraina, tetapi juga penting bagi seluruh dunia. Tentu saja penting bagi Amerika Serikat," tambahnya.
Perjalanan ke Kiev yang juga mencakup pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov dan kunjungan ke kedutaan besar AS merupakan kunjungan kedua bagi kepala Pentagon sejak Rusia melancarkan invasi berskala penuh ke Ukraina pada Februari 2022.
Sejauh ini Washington merupakan pemberi bantuan militer terbesar untuk Kiev. Pemotongan bantuan AS akan menjadi pukulan besar bagi Ukraina yang sedang bersiap menghadapi musim dingin kedua perang dengan Rusia.
Zelenskyy mengatakan kunjungan Austin merupakan 'sinyal penting bagi Ukraina' dan ia berterima kasih kepada Kongres serta rakyat Amerika atas dukungan mereka. "Kami mengandalkan dukungan Anda," katanya dalam pertemuan tersebut.
Dalam sidang jejak dengan pendapat di Kongres bulan Oktober lalu, Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken mendesak para anggota parlemen AS untuk mempertahankan dukungan bagi Ukraina.
"Tanpa dukungan kita, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan berhasil," kata Austin saat itu.
Namun, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik menentang AS melanjutkan bantuannya. Bantuan baru untuk Ukraina tidak termasuk dalam kesepakatan sementara yang disahkan Kongres minggu lalu untuk mencegah penutupan pemerintah AS.
Meskipun demikian, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan "Kami masih percaya Kongres akan memberikan dukungan itu dan kami membuat perencanaan berdasarkan keyakinan itu."